KETIKA anak-anak Inggris bersuka ria membakar petasan untuk
memperingati Guy Fawkes yang meledakkan Gedung Parlemen Inggris
di tahun 1605, 5 November lalu, saat itulah Istana Buckingham
rnengumumkan kehamilan Lady Diana, Putri Wales. Dan sambutan
terhadap berita itu dari masyarakat Inggris, sungguh
bermacam-macam.
Seorang anggota parlemen merencanakan mengusulkan perubahan
undang-undang tentang urutan calon raja atau ratu Inggris.
Undang-undang yang dibuat 1702, yang kini masih berlaku,
menyatakan: yang berhak menggantikan raja atau ratu Inggris
adalah anak tertuanya. Tapi bila anak tertua itu perempuan, hak
pertama diberikan kepada anak laki-lakinya yang pertama. Yang
akan diusulkan anggota parlemen tersebut, tak peduli perempuan
atau laki-laki, pokoknya yang berhak menggantikan raja atau ratu
Inggris anak pertama.
Usulan kedua, menggasak undang-undang yang menyatakan hanya
keturunan raja atau ratu yang beragama Protestan Anglikan yang
berhak atas tahta Inggris. Anggota parlemen yang mewakili
Nottingham Barat itu mengusulkan, keturunan raja atau ratu yang
beragama Katolik pun berhak menduduki tahta.
Yang lebih ramai lagi, yang menebak-nebak apakah Lady Di akan
melahirkan kembar. Soalnya, kemungkinan itu memang ada. Kakek
dari garis ibu Lady Di kembar. Juga kakek buyutnya, kembar. Dan
tebak-menebak ini dimanfaatkan pula oleh sejumlah rumah judi di
sana. Perusahaan judi William Hill misalnya, menawarkan taruhan
50 banding 1 kalau bayi itu kembar, 1: 1 untuk bayi perempuan
dan 10: 11 kalau bayi itu laki-laki. Perusahaan judi yang lain,
ada yang lebih berani. Untuk bayi kembar ditawarkan 125: 1, bayi
laki-laki 1: 1 dan bayi perempuan 4 : 5.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini