Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Lagu untuk Tenaga Medis

Komposer musik Oriza Sativa Lubis menciptakan sebuah lagu untuk para tenaga medis yang menangani pandemi Covid-19. Ia berkolaborasi dengan ayahnya, Duta Besar Indonesia untuk Norwegia dan Islandia, Todung Mulya Lubis.

29 Agustus 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pencipta Lagu, Oriza Sativa Lubis saat sesi foto di kediamannya, Depok, Jawa Barat, Rabu, 26 Agustus 2020. TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TERGERAK oleh perjuangan para tenaga medis dalam menangani pandemi Covid-19, komposer Oriza Sativa Lubis menciptakan lagu Untuk Kita Semua. Butuh waktu lima bulan bagi putri Duta Besar Indonesia untuk Norwegia dan Islandia, Todung Mulya Lubis, ini untuk menggarapnya. Lagu itu pertama kali diunggah di akun YouTube Kedutaan Besar Republik Indonesia di Oslo pada 7 Agustus lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Beberapa sahabatnya yang menjadi tenaga medis turut menginspirasi dia menulis lagu itu. Ia tak dapat bertemu dengan teman-temannya itu sepulang dari sekolah musik selama tujuh tahun di Amerika Serikat. "Percampuran antara khawatir, ingin memberi semangat dan doa, serta rasa frustrasi saya terhadap pandemi ini," kata Oriza, 26 tahun, Rabu, 26 Agustus lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penciptaan lagu itu berawal dari diskusi dengan ayahnya di Oslo. Mereka antara lain membicarakan lirik lagu dan untuk siapa lagu dibuat. "Saya saat menulis lagu sangat mementingkan isi liriknya. Jadi pesan yang mau saya berikan seperti apa," ujarnya. Rampung dengan lirik, Oriza membuat musik dan akor dengan gitar dan merekamnya menggunakan telepon seluler.

Sebelum membuat rekaman demo lagu, Oriza lebih dulu mengirimkan sampel lagu itu kepada ayahnya. Begitu disetujui, ia menggarap rekaman demo lagu berikut aransemen dengan laptop dan mikrofon seadanya di rumahnya di Jakarta. Ia lantas mengirimkan demo lagu dan panduan vokal kepada staf kedutaan di Oslo untuk pengambilan rekaman suara. "Versi pertama ditolak Oriza. Dia merasa aransemen musiknya diubah dan dia marah, termasuk kepada saya, ha-ha-ha…," tutur Todung.

Dengan dibantu kenalannya di Amerika, Oriza memoles rekaman dari Oslo menjadi lagu. Todung dan staf kedutaan lalu membuat klip videonya di Oslo. "Untuk Kita Semua adalah lagu dengan lirik pertama saya setelah lulus," ucap Oriza.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus