ADAKAH oleh-oleh Mutiara Sani sebagai panitia pelaksana Kampanye Film Nasional? Ada, yaitu soal kutang alias BH. Muti -- begitu panggilan istri Asrul Sani ini -- terpancing untuk membuka rahasia soal kutang ketika film Akibat Kanker Payudara masuk jadwal kampanye. "Selama tidak mengganggu pemandangan umum dan tidak mengundang hal yang bukan-bukan, saya lebih senang nggak pakai BH," katanya. Namun, di acara kampanye film itu, Muti tak bisa ber-no bra. Di sana ada "umum". Celakanya, yang bukan-bukan itu datang juga. Yakni keringat, yang membuat punggung bintang televisi ini jadi gatal. "Bayangkan, selama dua jam saya kegerahan. Punggung saya keringatan dan gatal-gatal. Risi sekali," katanya. Dan itulah penyakit Muti. Ini salah satu kekurangan kampanye film 1988. Penduduk di sekitar Kuningan, Jakarta Selatan, dibiarkan menyerbu tempat kampanye. Suasana jadi semrawut. Bob Sadino juga mengeluhkan soal itu. Akhirnya Bob hanya datang sekali, dan itu pun "wajib hukumnya" sebagai aktor dalam film Terang Bulan di Siang Hari. Keluhan Bob lainnya, isi kampanye itu sendiri. "Setiap orang yang berkampanye selalu mengatakan, 'saya yakin menang, saya semestinya dapat Citra.' Saya sendiri heran," kata Bob yang memonitor jalannya kampanye dari siaran televisi. "Kalau semua bilang begitu, lebih baik tidak usah ada juri." Soalnya adalah kampanye di mana-mana begitu, cuma teriak-teriak. Bunga Surawijaya
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini