Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Kopi dan Tiga Menteri

24 Juli 2017 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tiga menteri Kabinet Kerja terhubung oleh kopi. Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin tiba-tiba menelepon Pemimpin Redaksi Majalah Tempo Arif Zulkifli pekan lalu. "Saya mau ke Tempo, mau mencicipi kopi di #ngopidikantor," katanya.

Rupanya, ia memantau juga kegiatan di kantor Tempo di Jalan Palmerah Barat setiap Selasa yang dipublikasikan lewat Twitter, Instagram, dan Facebook. Para barista kantor ini rutin menyeduh pelbagai kopi Nusantara di lantai 5 dalam tajuk #ngopidikantor.

Lukman tiba di kantor Tempo pada Kamis pekan lalu. Karena baru pertama kali berkunjung sejak Tempo pindah ke gedung baru dua tahun lalu, Lukman dibawa Arif berkeliling kantor melihat redaksi bekerja, di antara mural dan karya instalasi Hari Kartini.

Namanya juga menteri yang berkunjung ke kantor redaksi, tak sah jika tak ditanya soal berita. Sambil mencicipi kopi Malabar Black Honey dari dataran tinggi Pangalengan, Jawa Barat, Lukman diberondong pelbagai pertanyaan soal lahirnya Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Organisasi Kemasyarakatan yang memberikan hak kepada pemerintah untuk mencabut izin organisasi anti-Pancasila. "Wah, saya kok dikeroyok begini," kata politikus Partai Persatuan Pembangunan itu. Toh, ia meladeni semua pertanyaan dengan runtut dan santai.

Sebelum kopi disuguhkan, para ajudan cemas karena barista Tempo tak menuangkan gula ke kopi Pak Menteri. Menurut mereka, Lukman tak suka kopi pahit. Para barista mengangguk saja ketika ajudan Lukman meminta agar kopi Malabar diseduh dengan gula rendah lemak. "Kopinya enak. Pas," kata Lukman. Padahal tak pakai gula, lo, Pak.... Lukman hanya mesem sambil menyeruput kopinya hingga tandas.

Di ruangan lain, Menteri Pertanian Amran Sulaiman serta Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo juga tengah serius menjelaskan kinerja mereka. Amran baru pulang dari Kolombia untuk mempromosikan kopi Indonesia dalam pameran internasional di negara itu. "Kopi Gayo dari Aceh jadi favorit," ujarnya.

Begitu melihat Lukman, keduanya melambaikan tangan. Dua menteri itu setuju menghentikan presentasi untuk difoto di studio dadakan yang disiapkan para fotografer Tempo, dengan peran sebagai barista. "Konstituen kami ini daerah-daerah penghasil kopi," kata Menteri Eko, politikus Partai Kebangkitan Bangsa, menunjuk Lukman.

Jadilah mereka berkumpul di kantor Tempo dipersatukan oleh kopi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus