Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MENDULANG pengalaman di Pangkalan Brandan, mendapat nama harum di Senayan. Itu pengalaman tak terlupakan Markus Horison Ririhina, kiper tim nasional yang berusia 26 tahun. Caranya berjibaku menyelamatkan gawang Indonesia ketika dibombardir para penyerang Korea Selatan, Rabu dua pekan lalu, memang masih terus menjadi buah bibir sampai sekarang. Padahal dalam tarung itu Indonesia kalah tipis. Bayangkan kalau Indonesia ”sempat” menang? Mungkin patungnya akan didirikan orang di tanah kelahirannya? Markus tertawa. ”Dulu saya menjadi kiper karena kawan-kawan tak ada yang mau menjaga gawang, semua maunya jadi penyerang,” katanya mengenang. Kini, sambil menunggu kesempatan tampil di pertandingan internasional lainnya, lelaki pelontos ini mengisi waktu dengan bermain bulu tangkis dan memancing. ”Dua-duanya menajamkan konsentrasi,” katanya beralasan. Maju teruslah!
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo