KAMPANYE film Nasional, yang berakhir pekan lalu di Pusat Perfilman Usmar Ismail, Jakarta, tak berarti hanya untuk bintang Indonesia. Artis Malaysia, Raja Ema, 20 tahun, pun memanfaatkan panggung kampanye ini untuk cuap-cuap. Dengan lidah Melayunya, Ema menyapa hadirin, "Halo, teman-teman semua, apa kabar?" Hadirin, yang kebanyakan anak-anak kampung, menjawab serentak, "Baaiiiikkkk." Ema, mewakili artis film Pernikahan Berdarah. Torro Margens, yang menyutradarai film itu, mencari gadis Jawa yang mirip Jenny Rachman. Perburuannya sampai ke Malaysia, dan ketemulah dia dengan Raja Ema, artis terbaik Malaysia tahun 1987. Ada pertanyaan untuk Ema. "Di Malaysia agama Islam begitu kuat. Tapi mengapa pada film Pernikahan Berdarah Anda tidak salat dan mau adegan buka-bukaan?" Ema tersenyum sebentar, lalu menjawab, "Yah, kerana dalam film itu saye memerankan orang Indonesie yang agamanye kurang." Film yang bertema mistik horor ini memang akhirnya diekspor ke Malaysia dan sempat bertahan empat malam di bulan Puasa. Maklumlah, di semenanjung ini pada bulan Puasa hanya diputar film-film Barat, bukan film nasionalnya. Film Indonesia digolongkan Barat di sana, menurut Ema.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini