SUDAH tak terhitung, berapa banyak orang yang mcncoba meraih jari tangan Kunto Bimo di Candi Borobudur. Lebih banyak yang gagal ketimbang yang berhasil menyentuhnya. Mendengar kisah itu, Perdana Menteri Belanda Ruud Lubbers langsung penasaran. Ia naik, membungkukkan badan, memasukkan tangannya. Eh, kepleset. Lalu ia mencoba lagi. Kali ini aman dan ia berseru, "Saya bisa memegangnya." Kamis pekan lalu itu, dengan diantar Menko Ekuin Radius Prawiro, Lubbers dan Nyonya lebih dari sejam berada di Borobudur. Ia dipandu oleh Kepala Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Jawa Tengah, I Gusti Ngurah Anom. "Ia kritis dan banyak bertanya," kata Anom. Antara lain ditanyakan, kenapa batu yang disusun di Borobudur itu berwarna-warna. Juga, soal pemeliharaan candi. Dan Lubbers menanyakan itu dengan nada santai, nyaris bergurau. Bahkan ketika kamera televisi men-shoot wajahnya, ia pasang aksi. "Saya harus kelihatan serius, soalnya mau dimasukkan ke televisi," katanya. Di pelataran Borobudur, tamu negara ini disambut Jatilan. Nyonya Lubbers yang tinggi semampai itu menirukan gerakan-gerakan tari, dan ia seperti bersenam. Wajahnya tampak cerah. Dari Borobudur, Lubbers kembali ke Yogyakarta untuk memberi ceramah di Universitas Gadjah Mada. Sedangkan Nyonya Lubbers mengunjungi Museum Affandi, Galeri Saptohudoyo, dan sebuah pos pelayanan terpadu di daerah Sleman. Di Yogya ini Lubbers mengakhiri kunjungan enam harinya d Indonesia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini