INI memang kebetulan yang klop. Menlu Australia Bill Hayden muncul di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Senin petang lalu. Ia disambut Dirjen Kebudayaan Haryati Soebadio. Tak ada acara gawat, sudah pasti, karena suasana begitu santai. Sang menlu ternyata cuma diminta membuka pameran keramik Australia masa kini. Ceritanya, Hayden muncul di Indonesia dalam kunjungan tidak resmi. Kesempatan ini digunakan oleh staf Kedubes Australia di Jakarta, untuk memintanya membuka pameran. Dan klopnya itu, Hayden memang pencinta keramik. Ia kolektor karya kesenian tanah liat ini yang cukup serius. Ketika memasuki ruang Pameran Utama TIM itu, ia dengan cermat mengamati satu per satu karya yang dipamerkan. "Wah, ini begitu impresif," katanya sambil menunjuk sebuah keramik berbentuk bulat. "Warnanya ini begitu bagus." Bila Hayden agak tercengang dengan keramik-keramik ini, harap maklum, karya-karya yang dipamerkan adalah karya baru dari masa lima tahun terakhir. Rupanya, kolektor satu ini memang agak kedodoran, tak sempat mengikuti perkembangan keramik di negerinya. Maklum, dia 'kan menlu. Toh, ia sempat menghitung umur kebudayaan keramik di Australia: "Dua tahun lagi genap seratus tahun kebudayaan keramik di Australia, dan menjelang itu banyak acara diseleng garakan, antara lain pameran ini."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini