Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
GITARIS band rock legendaris God Bless, Jusuf Antono Djojo, 65 tahun, tidak akan meninggalkan warna musik dan tema sosial dalam album baru mereka. Ia mengatakan dalam album ketujuh itu ada tiga lagu baru yang mengusung isu sosial, sedangkan sisanya akan mengambil lagu dari album terdahulu, seperti dari album Semut Hitam.
Menurut pria yang lebih dikenal dengan nama Ian Antono itu, isu sosial akan tetap menjadi warna dalam lagu-lagu God Bless. Kelompok musiknya tidak akan berubah haluan, pun tak tertarik pada lirik cinta yang mendayu. ”Banyak permasalahan di Indonesia yang layak disorot. Dari beberapa lagu di album sebelumnya, banyak isu yang masih relevan dengan kondisi saat ini,” kata Ian saat dihubungi Tempo, Rabu pekan lalu.
Ian tak mengambil isu khusus di suatu daerah, misalnya soal kemacetan Jakarta, karena lagunya tak akan dipahami penikmat God Bless di luar Jakarta. ”Kalau angkat isu pengangguran, itu lebih kena ya, karena di setiap daerah ada. Sekarang masih otak-atik lirik dan notasi. Kalau lancar, September bisa rilis,” ujarnya. Judul album, kata dia, belum diputuskan.
Band yang sudah berusia 43 tahun itu akan hadir dengan formasi Ian (gitar), Ahmad Albar (vokal), Donny Fattah (bas), Fajar Satritama (drum), dan Abadi Soesman (keyboard). God Bless sudah menelurkan enam album dan tiga album kompilasi, yaitu God Bless (1975), Cermin (1982), Semut Hitam (1988), Raksasa (1989), Apa Kabar (1997), 36th (2009), The Story of God Bless (1990), 18 Greatest Hits of God Bless (1992), dan The Greatest Slow Hits (1999).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo