SATU kabaret dan berbagai - warna kulit. Itulah cara Titiek Qadarsih bersyukur atas bersatunya pengurus Parfi, Sabtu pekan lalu. Di Pusat Perfilman Usmar Ismail, Jakarta, guru senam yang mengaku berusia 14 tapi terbalik itu memunculkan kabaret nan unik. Mula-mula disuguhkan tari jaipong, disusul lagu pop, lalu dangdut, kemudian langgam Jawa, dimeriahkan oleh seruling Sunda, disko, jazz, lagu padang pasir, India, dan seterusnya. Lebih unik karena para pembawa kabaret itu juga gado-gado: ada yang keturunan India, ada si rambut pirang berwajah Indo, ada kulit kuning berdarah Cina, ada pula yang berkulit hitam legam. Ia menyebut, acaranya kali ini, "kerujukan antar ras dan golongan". Acara dengan teknik play back ini memang lucu, tanpa disengaja. Seorang lelaki keturunan India kentara sekali membuka-buka mulut tanpa bersuara, mengikuti nyanyian dari rekaman. Pasalnya, Titiek mempersiapkan kabaret ini untuk sebuah panggung tertutup ternyata acara berlangsung di taman terbuka. Lalu, bagaimana janda beranak satu ini sukses mengumpulkan macam-macam warna kulit itu? Minta bantuan PBB? Tidak perlu murid-murid senam Titiek memang sudah mencerminkan berbagai bangsa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini