SIAPAKAH penari asing yang ikut dalam pergelaran Dongeng dari Dirah di Gedung Kesenian Jakarta, akhir bulan lalu? Namanya Cristina Wistari, sudah nama Indonesia. Aslinya adalah Maria Cristina Formaggia, yang ternyata gadis Italia. Tapi oleh Sardono W. Kusumo ia disuruh menggumamkan kalimat-kalimat dalam bahasa Prancis ketika pementasan Dirah itu. Cristina, kini 45 tahun, sudah lama tinggal di Ubud, Bali. "Di Eropa segalanya serba materialistis. Kesakralan hilang. Saya bahkan sudah tak percaya Tuhan pada usia delapan belas tahun," katanya. Lalu ia mulai mencari "hal-hal yang hilang dari Eropa" tadi. Pada 1977, ia kecantol pada India. Di Kerala, India, ia belajar menari. "Saya juga sempat tinggal beberapa bulan di pedalaman Pakistan yang masih menganut animisme," ujar wanita berambut panjang cokelat ini. Kembali ke Italia, suatu saat ia menemukan sebuah buku tentang teater metafisik Bali yang ditulis dalam bahasa Italia. "Lalu saya memutuskan ke Bali," katanya. Ia menetap di Ubud sejak 1983 dan kini sudah fasih berbahasa Bali. Ia belajar menari pada I Made Djimat. "Selama delapan tahun, saya cuma menari dan menari. Hampir tiap dua hari sekali saya menari di depan pura, itu bentuk persembahan saya pada hidup ini. Di Bali, saya menemukan orang yang masih menghormati hidup, api, dan sungai," katanya. Juga ketemu Sardono.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini