GARA-GARA diberitakan akan membawa salah satu anjingnya ke Bali, Majyen. Herman Leopold Mantiri menerima banyak surat. Isinya menyayangkan niat Mantiri, karena Bali bebas rabies. Anjing, kucing, dan kera dilarang masuk Bali. Jadi, nekat? "Ah, nggak, saya nggak akan membawa anjing, kok. Saya harus menghargai peraturan," kata Pangdam Udayana yang baru itu. Orang Manado kelahiran Bogor itu -- karenanya nggak bisa ngomong Manado -- memang penyayang binatang. Di rumahnya di Bogor, ia memelihara delapan anjing jenis herder dan doberman serta dua ekor monyet. Kini, di Denpasar, Mantiri sedang mencari anjing lokal asal Kintamani, sesuai dengan saran yang ia terima. "Kabarnya, bila dipelihara dengan baik, anjing Kintamani ini tak kalah dengan anjing ras," katanya. Tapi, tanpa diduganya, ia ternyata mendapat "anjing warisan" dari pendahulunya, Mayjen. Sintong Panjaitan. Tak tanggung-tanggung, jumlahnya empat ekor. "Akan saya pelihara mereka," janji Mantiri. Hanya, perlu pendekatan agar anjing peliharaan Sintong itu juga akrab dengan majikan barunya. Lalu, sambil berseloroh, ia mengatakan bahwa cara pendekatan orang Batak berbeda dengan orang Manado. "Kalau orang Manado, anjingnya bisa-bisa naik ke penggorengan," kata Mantiri dibarengi tertawa lepas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini