SEDIANYA, 10 Agustus, Ali Alatas, Sekretaris Wakil Presiden,
bertolak ke posnya yang baru di New York. Walau sudah berpamitan
kepada Presiden, niamya harus ditangguhkan sampai tanggal 15
Agustus. Dubes untuk PBB (menggantikan Abdullah Kamil) ini harus
lebih dulu menerima bintang Mahaputra Utama di Istana Negara,
Sabtu lalu, bersama 13 pejabat lain. Diplomat karir yang sudah
menghabiskan 15 buku paspor dinas itu, mencuat namanya ketika
menjabat Dubes RI di Jenewa, dan selama di sana Alex, demikian
ia dipanggil, tampil sebagai jurubicara Kelompok 77 UNCTAD.
Para penerima penghargaan tertinggi itu, oleh Presiden Soeharto,
dinyatakan mempunyai jasa yang luar biasa dan setia kepada
negara dan bangsa. Bahkan mereka pantas dicontoh oleh setiap
rga negara.
Menduduki nomor urut pertama yang mendapat anugerah bintang
Mahaputra Utama itu adalah Dr. Haryono Suyono, Deputi Bidang
Keluarga Berencana BKKBN, yang memang populer di antara para
peserta KB di berbagai daerah. Dia juga dikenal sebagai pencetus
gagasan KB terpadu: menggabungkan program KB dengan kegiatan
sosial yang lain, seperti PKK, arisan, kerajinan rakyat dan
pertanian.
Departemen Dalam Negeri kali ini boleh bangga. Tiga pejabatnya
menerima anugerah itu. Masing-masing adalah: bekas Gubernur
Sulawesi Tenggara, Eddy Sabara, kini Irjen Depdagri, Sekjen
Depdagri R. Soeprapto yang banyak mengurusi pelaksanaan dua
pemilu, dan Gubernur Ja-Teng Supardjo Rustam, yang bercita-cita
membuat daerahnya sebagai "benteng Pancasila". Beberapa tahun
lalu, ia berhasil membuat Ja-Teng menjadi daerah yang paling
jempolan, dan meraih penghargaan Sam Karya Nugraha.
Dari Hankam tampil tiga orang: Jenderal Widjojo Sujono, kini Kas
Kopkamtib, Letjen Kharis Suhud, Kaskar Hankam, dan Letjen B.L.
Moerdani. Widjojo ketika menjabat Pangkowilhan II dikenal karena
memimpin operasi Sapujagat, Kharis Suhud antara lain punya andil
besar dalam menyusun konsep dan pelaksanaan dwifungsi, terutama
di bidang kekaryaan ABRI. Sedang Benny Moerdani boleh dibilang
'banyak jejak': mulai dari upaya rujuk dengan Malaysia pada
1966, urusan Timor Timur, Operasi Woyla, pengadaan peralatan
modern Hankam dan lain-lain. Dia adalah penyandang sederet
bintang, termasuk Bintang Gerilya.
Dari Sekneg tampil nama Moerdiono, Sekretaris Kabinet Pejabat
tinggi yang tergolong muda itu, masih saja tak suka menonjolkan
dirinya. "Pantas tidaknya saya menerima bintang ini terserah
penilaian kalian," jawab Moerdiono ketika ditanya pers. "Juga
penerima bintang yang lain". Pembantu dekat Presiden yang juga
menerima anugerah Mahaputra Utama adalah Sesdalopbang Solihin G
P. Sekretaris Militer Presiden Marsda Kardono, dan tak lupa
Kepala Rumah Tangga Kepresidenan Sampurno.
Ketua BP7 Hari Suharto, yang tugas utamanya adalah
menyebarluaskan P4, juga kehagian. Begitu pula orang No. 2 di
Bulog, Sukriya Atmaja. Sedang dari Departemen Pertanian adalah
Wardoyo, Direktur Jenderal Pertanian Tanaman Pangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini