TENANG, Sie, tenang. Oh, anda gemetar. Tapi tangan anda cukup
hangat. Sekarang coba tirukan, una paloma blanca . . . "
"Saya tak bisa," kata Sie pelan.
"Oh, anda gemetar. Kalau anda takut, coba gerakkan tubuh anda.
Ayo . . ., ya begitu, kemudian nyanyikan . . ."
Suara parau keluar dari Sie, si penonton itu. Dan kata Anita
lagi: "Oh, anda hebat. I love you, Sie. Tapi jangan katakan you
love me. Bahaya."
Anita Sarawak, 29 tahun yang lalu lahir di Kucing, Malaysia
Timur. Dia, anak aktris Siput Sarawak dan Romai Noor, harus
dibilang termasuk penyanyi dan penghibur terbaik untuk kawasan
Asia -- bahkan hanya satu-satunya di kawasan ASEAN, agaknya.
Juga pernah memenangkan 'penampilan terbaik' dalam festival lagu
pop Korea Selatan beberapa waktu yang lalu.
Suara dan rupanya memang biasa. Rambutnya yang panjang
dipotongnya lima bulan yang lalu, bergaya kribo. Hidungnya
hidung Melayu, juga kulitnya. Cuma dengan tubuhnya yang langsing
dan lincah, pertunjukannya jadi seronok. Apalagi dengan celana
panjangnya yang pas melilit tubuh dan gerakan yang campuran
gerak disko dan silat. Selain itu, Anita tangkas berseloroh
dengan penontonnya -- tanpa memberi kesan murah.
Dua Januari lalu adalah show-nya di Jakarta yang terakhir di
hadapan para wartawan dan juga biro perjalanan langganan Cathay
Pacific -- yang bersama Hotel Mandarin menjadi sponsor Anita.
Pertengahan Desember kemarin Anita menyelesaikan rekamannya di
Jerman Barat. Telah menyanyi sekitar 12 tahun, "rata-rata
setahun bisa menyelesaikan dua atau tiga album," ujarnya dalam
bahasa Melayu yang fasih -- seperti juga bahasa Inggrisnya.
Anita dan band-nya sering mengadakan pertunjukan keliling di
Eropa, Amerika Serikat dan Australia. Menikah ? "Mencari
pasangan untuk membentuk keluarga perlu dipilih benar-benar,"
katanya. Ia mungkin teringat perkawinan orangtuanya yang
berakhir dengan perceraian ketika usia Anita baru setahun.
Kecuali itu, ia mengaku belum punya calon.
Komentar penyanyi Indonesia tentang Anita? "Ah, kalau saja di
sini tidak ada sensur, saya pun akan bergoyang seperti itu,"
ujar Marini yang hadir dalam konperensi pers Anita Sarawak.
Tambah Marini lagi: "Waktu saya di Singapura dan Hongkong, saya
pun bergoyang seperti itu."
Memang, kostum Marini tidak semelekat kostum Anita yang
semampai. Tapi persembahan Anita sebenarnya agak sukar dibilang
erotis -- hal yang paling mudah dikerjakan bahkan oleh seorang
penghibur ingusan. Panggung, gerak dan suara, menyatu dalam diri
seorang profesional. Dan untuk itu latihan rutinnya, termasuk
fisik, jelas bukan main-main -- hal yang tak pernah dikerjakan
penyanyi Indonesia mana pun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini