SUDAH tiga Lebaran dia ( menyandang Subandrio di Jakarta
namanya cuma ditulis SB - "Maklum," katanya) di belakang nama
aslinya: Sri Kusiyantinah, 51 tahun. Namun, suaminya yang bekas
waperdam (wakil perdana menteri) itu hanya bisa ia temui dua
kali seminggu. Rabu bila Subandrio check up di RSPAD Gatot
Subroto dan Sabtu ketika Kusdiyantinah menjenguk ke Inrehab
Nirbaya, Jakarta.
Untuk mengisi hari-harinya ia menyibukkan diri dengan mengajar
Komposisi di sebuah akademi penerjemah menulis puisi dan
menerjemahkan buku. "Selain mengisi waktu, menenangkan diri,
sekalian cari duit," komentarnya tersenyum. Wajahnya terpelihara
berkat jamu buatannya sendiri. Terjemahannya antara lain 'Sang
Nabi' kumpulan sajak Gibran Khalil Gibran. Tapi juga "sajak"
pendeta Korea yang banyak dikecam itu, Sum Myung Moon (lihat
Media, hal. 61).
Moon, menurut Kusdiyantinah, memberinya semanat dan pengertian
kasih sayang, hakikat pria-wanita. Pokoknya, "mencari sangkan
paraning dumadi," katanya - yang bcrarti: mencari asal dan
tujuan hidup.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini