MAYJEN Haji Soegandhi tidak kelihatan di DPR ketika badan itu
sih dengan RUU perkawinan. Tidakkah Pengajian Dakwah Islam itu -
disamping juga mengetuai MKGR/Golkar juga mempunyai kepentingan
pada undang-undang yang sedang diperhatian banyak orang?
Ternyata dari sekedar berkepentingan, sebab tidak hadiran sang
jenderal justru karena ia sibuk dengan perkawinan tunggalnya,
Sri Budi Mintorosas tahun. Nah, perkawinan itu sendiri kurang
menarik.
Dilangsungkan di Washington bulan ini calon mempelai wanita
diterbangkan ke Amerika oleh ibunya, sementara calon suami,
kapten Suyono, 30 tahun, sudah lebih dulu berada di Fort
Benning, Georgia, mengikuti pendidikan Rangers. "Wah, perkawinan
harus dilakukan di biayanya bisa sampai 17 juta rupiah. Bisa
bangkrut saya", kata Soegandhi ketika berpamitan ke Cendana.
Konon angka yang demikian itu diperoleh dari "rekan-rekan
jenderal yang mengawinkan anaknya".
Tapi bukan cuma soal jumlah yang merisaukan Soegandhi. Di san
bahwa pertunangan Budi dengan Suegandhi sudah berlangsung tiga
tahun di d sejumlah kawan dekat yang menghadiri perpisahan
kecil-kecilan sebelum bertolak ke Washington, Haji Soegandhi
berkata: "Berpesta-pora di tengah keadaan yang serba prihatin
seperti bukanlah hal yang baik. Lagi pul mana muka saya harus
saya taruh kita harus melakukan pesta demikian sementara sejak
lama saya keluar masuk kampung menganjurkan orang hidup
sederhana".
Ke Washington sebenarnya juga termasuk sederhana, meskipun biaya
kurang 20 persen dari yang harus luar kalau pesta di Jakarta.
Tapi kata Presiden Soeharto mentraktir tiket pesawat pulang
pergi bagi Soegandhi diri, biaya yang keluar dari dompet
keluarga tentulah berkurang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini