Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pendidikan

Kursus Kilat Manager

Lembaga pendidikan Jakarta polytechnique membuka kursus kilat bagi para pimpinan. Tujuannya menerapkan pendidikan praktis. Lama pendidikan 2 bulan untuk tingkat I, pembayaran Rp 45 ribu.

15 September 1973 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DI negara ini sering sekali seseorang menempati kursi penting dalam departemen anu atau lapangan pekerjaan yang lain bukan lantaran karier atau kecakapan, tetapi tiba-tiba dia sudah berada di sana. Ditunjuk atau dengan jalan bagaimana tak soal lagi. Yang menjadi soal kemudian bagaimana atau dari mana mereka memperoleh pendidikan untuk memimpin bidang kerja yang dia hadapi sekarang. Sebab tidak jarang sebelumnya mereka buta sama sekali tentang apa yang harus dia kerjakan. Beruntung kalau di antara mereka ada yang belajar sendiri dari pekerjaan itu. Cara ini tentu banyak membuang waktu dan itupun kalau nanti pekerjaannya bisa membawa hasil. Soal lain, berapa persenlah dari pendidikan yang diperoleh seorang sarjana yang bisa dia gunakan begitu dia berada di posisi pimpinan dalam sebuah badan. Semertara ahli mengatakan dua kepincangan ini berakar pada management yang memang masih semrawut dan sistim pendidikan yang kurang praktis. Pythagoras. Sekalipun tidak dinyatakan, nampaknya Jakarta Polytechnique -- kursus kilat berbagai cabang management -- mengambil kesempatan dari keadaan tadi atau mau ikut serta merobahnya. Sejak Agustus tahun lalu lembaga pendidikan swasta ini bergerak dalam bidang memberikan kursus tentang shipping business cost analysis, managerial finance dan berbagai cabang keahlian sampai kepada pelajaran kilat mengenai komputer. Untuk tingkat pertama seluruh pelajaran dapat diselesaikan dalam dua bulan. Menurut direkturnya, Hans Elvianus Kawulusan, yang sehari-harinya duduk sebagai staf ahli Departemen Perhubungan, "yang mendorong saya untuk mendirikan polytechnique ini ialah belum adanya pendidikan polytechnique di negeri ini. Dan pula sistim pendidikan kita belum praktis. Universitas misalnya hanya bertujuan megembangkan ilmu menimbulkan teori-teori baru. Sedangkan polyteckhnique ini berusaha untuk mengambil buah dari universitas itu dan mentrapkannya kepada problem teknis". Jadi di bangku pendidikan ini para siswa misalnya tidak lagi memperbincangkan dalil Pythagoras latau mengapa garis statistik begini dan bukan begitu."Pokoknya dalilnya begitu dan kerjakanlah untuk memecahkan masalah sehari-hari", ujar Kawulusan. Yang diajarkan di sini adalah apa yang peting-penting saja. Atau dalam istilah yang diketengahkan Kawulusan sistim pendidikan yang dipergunakan bernama modular approach. Dan tidak berpanjang lebar seperti di universitas. Kapten Kapal. Dalam umurnya yang lebih sedikit setahun itu sudah 600 orang yang selesai menuntut ilmu singkat di gedung yang terletak di Panglima polim Jakarta itu. "Tak ada syarat bagi mereka yang mau ikut jadi peserta. Pokoknya asal bisa menghitung sudah cukup", kata Kawulusan. Menurut cerita yang lulus dengan angka bagus dari sekolah tersebut justru seorang wanita yang belum lulus dari sekolah menengah dan pernah pula seorang kapten kapal - sekalipun banyak di antara peserta banyak yang punya titel. Sampai sekarang ini para siswa kebanyakan pimpinan atau pimpinan menengah berbagai perusahaan. Yang terutama diharapkan sekolah ini adalah siswa yang datang dalam satu grup dari sebuah perusahaan. Karena uang sekolah yang dirasakan terlalu mahal buat mereka yang datang selaku pribadi-pribadi. Seorang harus membayar Rp 45 ribu sarmpai yelajaran yang dua bulan itu selesai. Sudah barang tentu bagi siswa tidak ada kesulitan pembiayaan sebab yang mengirim mereka ke situ adalah perusahaannya dan bukan kemauan mereka sendiri. Ada tiga kelas di sana. Introduc-ory level, professional level dan special level. Ujian diawasi P&K dan Departemen Nakertranskop. Ujian macam ini cuma berlaku bagi tingkat yang profesional dan special. Mereka yang lulus dari professional level di belakang namanya boleh dipakai titel Cost Analist dan untuk kelas terakhir boleh pakai Cost Specialisl. Di sini titel macam ini memang aneh kedengarannya. Tetapi di luar negeri atau bagi orang-orang asing yang memang banyak-mondar-mandir ke negeri ini titel macam itu kabarnya memang menjadi cita-cita seorang manager. Karena teori yang diketengahkan adalah yang perlu-perlu untuk memecahkan soal di dalam perusahaan, saban hari di bangku sekolah tersebut kedengaran perdebatan tentang angka-angka atau soal sehari-hari yang buntu untuk diselesaikan sendiri di kantor. Perdebatan-perdebatan kantor sering masuk ke dalam kelas ini. Dan ujiannya juga berdasarkan soal yang ada di kantor mereka masing-masing. Berlagak faham. Berat Kawulusan untuk mengatakan bahwa sekolah yang dia buka dengan kredit dari Bank Bumi Daya ini telah membawa hasil. Tetapi katanya, paling tidak pimpinan di sesuatu lembaga tidak asing lagi dengan analisa yang penuh bertabur angka-angka dari staf ahli yang berada di bawahnya. Sebab kurangnya perhatian pimpinan terhadap angka-angka macam itu memang sering terjadi. Mungkin karena si pimpinan tak faham atau berlagak faham bahwa angka-angka itu kurang perlu untuk suatu pekerjaan. Dan membuat si bawahan sedikit putus asa. Karena itu sang direktur agaknya boleh berpuas hati atas sambutan gubernur Ali Sadikin yang memuji lang kahnya. Setidak-tidaknya karena sang gubernur memang mengidamkan banyaknya lembaga pendidikan yang diusahakan oleh swasta, untuk sekedar mengurangi beban pemerintah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus