Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Meninggal Dunia

Atmonadi, meninggal dunia pada tgl 21 Okt 1981, dalam usia 63 thn, alm. menderita penyakit jantung, selain melawak alm. juga main ketoprak dan abdi dalam kraton Yogya.

31 Oktober 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SESUAI dengan permintaan almarhum, jenazahnya Atmonadi --dimakamkan di kuburan keluarga Daengan, dekat keraton Yogyakarta, 22 Oktober. "Berdampingan dengan makam ibu angkatnya, mbok Ico," ujar Ny. Suratmi, 56 tahun, istri pelawak 3 zaman itu. Pak Atmo meninggal 21 Oktober malam di RS Husada, dalam usia 63 tahun. Avah empat anak dan kakek sepuluh cucu itu direnggut penyakit jantung yang sudah lama dideritanya. Tak sedikit yang merasa kehilangan. Di rumahnya di Jalan Cikini Raya, Jakarta, para pelayat memenuhi ruangan. Sedang di Yogya ribuan warga meng iringkan kepergiannya ke makam. Termasuk belas KSAD Jenderal (purn) Widodo, Walikota Yogya Sugiarto dan bekas Menpen H. Budiardjo. Atmonadi memang dekat di hati -- khususnya pada orang Jawa Tengah. Barangkali ia juga bisa dijadikan lambang orang kecil yang melejit dan besar dari tengah kehidupan keraton. Ayahnya semasa hidupnya adalah seorang abdi-dalem dan pemain ketoprak. Kedua 'peran' itu kemudian dilanjutkan sang anak. Dalam usia 15 tahun Atmonadi (nama aslinya Slamet) bersama adiknya, Johny Gudel -- juga kelak dikenal sebagai pelawak, eks-Srimulat -- memasuki grup ketoprak Mardi Wardoyo. Sementara itu Slamet juga jadi abdi keraton, pada bagian pemadam kebakaran. Dan karena itu lantas ia memperoleh nama Atmonadi. Kemahirannya melawak mulai berkembang ketika ia sering memperoleh peranan tokoh Punakawan (Gareng) dalam pementasan kesenian daerah. Kemudian, bersama antara lain almarhum Basiyo bergabung dalam kelompok dagelan mataram 'Barisan Kuping Hitam'. Belakangan ia ikut kelompok 'Ayo Ngguyu' bersama Harjomulyo dan sering muncul di TVRI. Kecuali melawak, mendiang juga terkena sebagai penari Bancak Doyok. "Suaranya bagus dan lucu. Dan keluwesan tariannya belum tertandingi sampai sekarang," tutur istrinya. Sedang sebagai abdi keraton, meski ia hijrah ke Jakarta sejak 1960, "setiap 1 Muharam Bapak bertugas memandikan kereta kencana Kanjeng Nyai Jimat, " cerita istrinya lagi. Sudah tentu 1 Muharam Kamis pekan ini tugas itu tidak lagi padanya. Dalam pada itu Johny Gudel--yang sejak beberapa lama terbaring di rumahnya karena sakit bengek dan rematik -- menangis meraungraung mendengar kabar kematian kakaknya. Sedang saudara kembar Pak Atmo, Ny. Broto (yang tinggal di Yogya), "Waktu Pak Atmo sakit, juga ikut sakit," kata Sriyono, seorang anggota keluarga. Menurut Sriyono pula, dua bulan lalu Atmonadi diterima resmi sebagai anggota Legiun Veteran. Komentarnya: "Wah, aku dapat jatah di taman makam pahlawan, nih!" tutur Sriyono menirukan. Menantunya, Ny. Toto Suharto, punya cerita lain. Seminggu sebelurn sang mertua meninggal, katanya, Pak Atmo minta semangka pada keluarga Presiden-Soeharto (semasa revolusi, Atmonadi pernah jadi kurir antara Sri Sultan dengan Letkol Soeharto). "Ibu Tien lantas mengirimkannya," lanjut si menantu. "Bapak sangat gembira dan menyuruh membagikan buah semangka itu kepada anak cucu. Saking gembiranya, bapak malah bisa menggerakkan kaki kirinya-yang lumpuh." Atmonadi juga punya kegemaran mengukir kayu. Ukiran terakhirnya, dikerjakan di rumah menantunya, adalah lambang Golkar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus