HAJJAH Verawaty Wiharjo nampak berseri-seri sepulang dari Tanah
Suci, 20 Oktober lalu. "Bahasa Arabnya lebih lancar, dan
salatnya lebih khusyuk daripada saya," kata Haji Fajrin Biduin
Aham, 26 tahun, suaminya. Habis, "selama di London setiap malam
saya belajar manasik haji," kata Verawaty yang sejak 16 April
1979 menjadi Muslimat.
Vera yang baru saja genap berumur 24 tahun itu naik haji melalui
Beirut--setelah mengikuti pertandingan antarmaster di London.
Karena asyik belajar tatacara haji tadi, ia mengaku jadi kurang
tidur. "Bayangkan kalau pagi harinya harus bertanding,"
kilahnya. Hasilnya: Vera memang kalah di final oleh musuh
bebuyutannya, Lenne Koppen dari Denmark. Dan semua rombongan
kita memang bernasib suram di sana.
Tetapi Vera sempat menang atas pemain andalan RRC, Chen Rhuisen
yang berhasil mengalahkan Koppen. Dalam perjalanan ke Arab Saudi
ia pun ditemani Ketua Umum PBSI, Sudirman. "Di Tanah Suci saya
masuk rombongan keluarga Pak Alamsyah, Masagung dan keluarga Pak
Burhani Tjokrohandoko (Dirjen Bimas Islam dan Haji). Mereka
sudah beberapa kali menjalankan ibadat haji dan banyak
membimbing saya," cerita Vera.
Diakui Vera, banyak hikmah didapat dari naik haji. "Misalnya,
orangtua Fajrin dan orangtua saya yang belum pernah bertemu,
jadi berkumpul, " katanya. Di samping itu Fajrin, yang selama
ini belum punya pekerjaan tetap juga "bakal dibantu Masagung
mendirikan toko alatalat olahraga di Banjarrnasin." Omong-omong
meriah itu terjadi di dalam acara syukuran di rumah Haji Yunus
Yahya, yang jadi pusat Yayasan Ukhuwah Islamiyah di Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini