SUASANA cukup riang pada 16 Mei lalu di rumah Pendeta Emeritus
Izaak Siagian, di Kramat Kwitang, Jakarta. Hari itu hari ulang
tahun istrinya. Tapi di tengah keramaian pesta, Pendeta Gereja
Kwitang itu tiba-tiba memanjatkan 'doa syafaat' bagi dunia
pendidikan di Indonesia. Dan sekaligus menyaukan siap berpamitan
dengan istri, anak dan cucu.
Dan pada 9 Juli malam, 54 hari setelah itu, ia berpulang
meninggalka 5 putra dan seorang putri, juga dunia pendidikan
Kristen di Jakarta. "Bapak orang sederhana. Lebih banyak menjadi
sahabat orang lain daripada anak-anaknya sendiri. Keras dalam
pendirian dan gigih dalam bidang pendidikan", kata Sabam
Siagian, putra sulung almarhum, kini wartawan harian Snar
Harapan.
Seluruh kehidupan almarhum boleh dibilang memang dicurahkan
untuk "orang lain." Sampai akhir kayatnya yang 82 tahun, ia
menjadi ketua! Persatuan Sekolah-sekolah Kristen Djakarta (PSKD)
membawahi 25 sekolah dari SD sampai SLTA. Lulusan Sekolah
Theologiadi Yogyakarta itu (1928) juga pendiri merangkap anggota
dewan komisaris PT Sinar Agape Press, pencetak koran Sinar
Harapan. Datang ke Jakarta tahun 1919, anak kelahiran Bunualuhu,
Sigumpar, Sumatera Utara itu juga dikenal sebagai pendiri
beberapa panti asuhan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini