HAJI Johanna Siti Menara Saidah Chaerul Saleh -- L. Datoek
Toemenggoeng meninggal Sabtu, 19 Mei yang lalu. Teman-teman
dekatnya biasa memanggilnya dengan sebutan zus Yo dan masyarakat
sekelilingnya biasanya memberi panggilan kepada almarhumah Ibu
Yo Chaerul Saleh.
Ibu Yo semula menderita kanker payudara. Beberapa bulan yang
lalu menjalani operasi dan sukses. Tapi benalu kanker ini
akhirnya toh menyerang paru-parunya. Itu diagnose dokter di
bulan Pebruari. Bulan berikutnya Ibu Yo dirawat secara intensif
di rumah sakit. Pertengahan April pulang ke rumah dan hanya bisa
berbaring saja di rumah. "Fisiknya terlalu lemah," ujar salah
seorang anak angkatnya "kalau berbicara agak lama dengan para
tamu, ibu akan tampak letih sekali."
Wakil Presiden Adam Malik memang pernah menawarkan kepada
almarhumah untuk berobat ke luar negeri. Tapi telah ditolak
tawaran itu. Apapun yang terjadi, Ibu Yo lebih senang berada di
dalam negeri. "Dan ibu tampak sudah pasrah," tutur si anak
angkat.
Lahir di Jakarta 58 tahun yang lalu, gadis Johanna menikah
dengan pemuda Chaerul Saleh di tahun 1940. Semasa hayatnya,
almarhumah pernah jadi guru taman kanak-kanak, guru SD, jadi
wartawati Antara (desk Dalam Negeri) dan bekerja di Jawatan
Penerangan Jawa Barat. Di masa revolusi fisik, Ibu Yo anggota
Laswi yang berani. "Dia penghubung kami yang cekatan dan
berani," ujar Haji Aseni, orang Jakarta yang juga aktif dalam
Barisan Pelopor. Kemudian Ibu Yo duduk sebagai Ketua I Dewan
Harian Daerah, Angkatan '45 DKI Jaya. "Ibu tidak meninggalkan
pesan apa-apa," ujar salah seorang anak angkatnya lagi.
Perkawinannya dengan almarhum Chaerul Saleh tidak dikaruniai
anak. "Hanya satu permintaannya, Ibu minta dimakamkan di samping
kuburan suaminya."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini