Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BAGI pengusaha kecil di Surabaya, Wali Kota Tri Rismaharini merupakan alat pemasaran yang mangkus. Seorang pemilik usaha kecil batik memberi merek produknya "Risma Ratu". Yang lain menamai batiknya "Risma Ayu".
Mereka adalah bagian dari ratusan pengusaha kecil dan menengah binaan Risma, yang memimpin Surabaya sejak hampir lima tahun lalu. Sebagian besar ibu rumah tangga, sebagian lainnya eks pekerja seks penghuni sejumlah lokalisasi yang ditutup di kota itu. Mereka mengikuti pelatihan berbagai keterampilan setiap pekan, seperti kerajinan, kuliner, dan pemasaran Internet. Semuanya gratis!
Ahad pekan lalu, Wali Kota 53 tahun itu datang ke pelatihan yang juga dihadiri para kepala dinas. Seorang pemilik usaha kue bertanya apakah boleh menggunakan nama Risma untuk menjual lapis Surabaya produksinya. "Untuk harga yang lebih mahal, saya mau bilang ini kue resep Bu Risma. Boleh, Bu?" kata ibu rumah tangga itu.
Risma mengiyakan permintaan itu. "Gunakan saya sebagai alat pemasaran," ujarnya, lalu tertawa. Risma menceritakan, batik yang menggunakan namanya telah "naik kelas": dari harga Rp 75 ribu menjadi Rp 250 ribu. "Saya beli, lalu saya jual lagi dengan harga Rp 450 ribu, tetap laku," katanya tergelak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo