Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Duta Besar Inggris Moazzam Malik, 50 tahun, mendadak menjadi pusat perhatian sekitar 200 hadirin yang memenuhi ballroom Gedung Bimasena, Jakarta, Rabu malam pekan lalu. Duta besar muslim pertama yang ditunjuk Ratu Elizabeth II untuk Indonesia itu kali ini diundang khusus bertausiah di depan komunitas pebisnis minyak dan gas bumi. "Ini pertama kali saya berceramah Ramadan," ujarnya kepada Tempo.
Bisakah Indonesia menjadi contoh moderasi Islam bagi dunia? Soal tema ceramah itu, Moazzam berkeyakinan negeri dengan 17 ribu pulau dan ratusan suku bangsa ini punya modal kuat untuk mewujudkan harapan tersebut. Ia lalu menawarkan sejumlah syarat: meningkatkan kesejahteraan dan meninggikan level pendidikan, serta perlunya sarjana muslim di Tanah Air memperluas pergaulan dengan masyarakat internasional.
Diplomat berdarah Pakistan yang menggemari klub sepak bola Liverpool dan suka bermain kriket, nonton film dan teater, serta membaca novel ini telah bertugas di Jakarta lebih dari dua tahun. Ia pernah menjadi direktur jenderal di Departemen Pembangunan Internasional Inggris yang bertugas mengawasi kerja sama di Timur Tengah dan Asia Barat. Lulusan London School of Economics dan master dari University of Oxford ini juga ditugasi menjalin kontak dengan berbagai organisasi multilateral.
Apa persiapan khusus buat tausiah? "Biasa saja, saya hanya berbekal coret-coretan ide yang spontan saya tulis di kertas ini," katanya seraya menunjukkan coretan itu. Setelah berceramah, Moazzam membuka diri bertemu dan berdiskusi dengan hadirin. "Tenang saja, selama Lebaran, saya tidak mudik, tapi tetap di rumah saya di sini," ujarnya dengan bahasa Indonesia yang fasih. Lalu hadirin pun antre mengajak berfoto dan selfie.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo