BARANGKALI ini sebuah perjalanan air mata. Rachmawati Soekarnoputri dan rombongan, yang antara lain terdiri dari suaminya dan seorang tokoh NU, Mahbut Djunaidi, Kamis pekan lalu, memulai napak tilas perjuangan Bung Karno. Yakni meninjau penjara-penjara. Di bekas penjara Banceuy Bandung, yang telah menjelma jadi pusat pertokoan, masa lalu memang tak lagi terasakan. "Sel Nomer Lima" memang masih ada, berkat usul Mahbub ketika pertokoan itu dibangun -- itu sebabnya kolumnis ini mendampingi Rachma. Tapi sel itu pun sudah tak asli, telah dipugar dan bertambah bagus. Di sini Rachma mengaku tak mendapat kesan apa-apa. Lain perkara ketika rombongan tiba di sel bekas tahanan Bung Karno di LP Sukamiskin. Keaslian sel itu masih dipertahankan. Ada dua buah potret Bung Karno, ranjang besi, dan lemari buku. "Sejak Bung Karno keluar dari LP Sukamiskin ini, sel ini tak pernah dipakai tahanan lain," kata pimpinan LP yang mengantar Rachma. Melihat semua itu, Rachma pun jadi membayangkan penderitaan bapaknya, dan menitiklah air mata Eh, Mahbub Djunaidi pun ikut berkaca-kaca. Bukan karena masa lalu Bung Karno, tapi, katanya kemudian, ia terharu menyaksikan Rachma menangis. Tampaknya, keharuan akan muncul lagi bila Rachma meninjau penjara Bengkulu, Sumatera, yang konon juga dipertahankan sesuai dengan aslinya. Perjalanan Rachma ini memang tak cuma perjalanan air mata. Ia juga membagikan buku-buku tentang Bung Karno.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini