Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Lebih Sehat dan Kreatif 

Desainer Asha Smara Darra (d/h Oscar Lawalata) untuk pertama kali menggelar peragaan busana luring setelah dua tahun vakum.

 

21 Mei 2022 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Asha Smara Darra atau Oscar Lawalata/Istimewa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Selama dua tahun, Oscar Lawalata yang kini bernama Asha Smara Darra bisa tidur, olahraga, dan makan teratur.

  • Asha kembali menggelar peragaan busana secara luring.

  • Dia menyuguhkan 100 kain koleksinya dari NTB dan NTT.

PERANCANG busana Oscar Lawalata yang kini bernama Asha Smara Darra memiliki pola hidup lebih sehat selama masa pandemi Covid-19. Dalam dua tahun terakhir, dia lebih banyak berkegiatan di dalam rumah di Berlin, Jerman. Hal itu turut memperbaiki kualitas tidurnya yang kini lebih teratur.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hampir setiap hari dia bisa menyisihkan waktu untuk olahraga sederhana. Dia pun mulai meningkatkan kesadaran untuk memperhatikan kualitas makanan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Berbagai kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat memang membuat beberapa kegiatan rutinnya di dunia fashion berhenti atau beralih ke sarana daring. Desainer pemilik jenama Oscar Lawalata Culture ini hanya sesekali terbang ke Indonesia untuk kegiatan terbatas. “Selama dua tahun aktif di rumah. Pattern hidup berbeda,” kata Asha saat menjawab pertanyaan Tempo dalam konferensi daring bertajuk "Unity in Diversity" pada Senin, 16 Mei lalu.

Dia juga punya waktu lebih luang untuk mematangkan ide dan kreasinya. Beberapa hasilnya tampak pada acara peragaan busana luring perdananya setelah vakum selama dua tahun di The Apurva Kempinski Bali, Ahad, 15 Mei lalu. Asha menampilkan 24 rancangan pakaian siap pakai yang menggunakan wastra asal Nusa Tenggara. “Kreasi-kreasi yang selama ini belum saya kerjakan atau yang mau dilakukan bisa dikerjakan (selama masa pandemi),” tuturnya.

Selama Mei ini, Asha memajang 100 kain koleksi pribadi dari Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur di pendapa lobi hotel. “Nusa Tenggara adalah tempat yang spesial untuk saya. Di sana, perjalanan tekstil saya di Indonesia dimulai,” ujarnya.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus