LEBARAN bagi Bimbo (Sam, Acil, dan Jaka) berarti panen. Buktinya, TVRI dan TPI memintanya mengisi paket Lebaran, tapi Sam menolak. Ia memilih mengisi acara malam takbiran di RCTI karena RCTI lebih dulu memintanya. "Saya tak mau rakus memborong," katanya. Tapi tak disebutkannya, apa karena RCTI lebih mahal membayarnya. Paket itu menghidangkan lagu-lagu yang dijalin menjadi cerita religius. Syairnya ditulis Acil, sedangkan musik oleh Jaka. Melalui lagu-lagu itu Bimbo mengajak penonton mengingat kembali pesan ayah, ibu, dan guru. Dan agar acara itu lebih semarak, Bimbo mengerahkan 11 anak mereka. Lalu ditambah tujuh anak-anak dari Yanti Bersaudara (Tina, Yani, dan Iin Parlina), acara itu pun ramai. Soal musiknya, Sam tak menyangkal bahwa grupnya memiliki satu warna keagamaan. "Supaya abadi. Saya kreatif dengan tema, bukan dengan musik," katanya. Dengan begitu, terus terang Sam berharap agar salah satu lagunya bisa abadi dinyanyikan setiap tahun seperti lagu iJingle Bellsr di hari Natal. Sam punya rencana naik haji tahun ini. Kegiatan lain? Ia sibuk manggung dan membuat lagu. Sebab di situlah periuk nasinya berasap. Apa cukup? "Ya, kalau buat hidup di Bandung sih cukup. Kebetulan saya suka diam di rumah, melukis," kata Sam. Dan kebetulan pula sudah ada yang memesan lukisan itu secara rutin. Tapi, menurut Sam, hidup bukan berarti untuk mengejar target. Ia berkarya secara murni berdasar kreativitas, "Agar tak kehilangan makna," katanya. Minal Aidin, Sam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini