LIMA orang putri-putri Ivo Nilakreshna ternyata suka "lancang". Mereka membentuk grup dangdut yang diembel-embeli disko dengan nama Lences. Kata dari mana itu? "Lences itu kami modifikasi dari kata lancang, supaya lucu, dan agak kebanci-bancian," kata Astrie Feizaty Ivo, 26 tahun, Si Lences nomor bontot. Adapun kata lancang, "Itu artinya kelakuan anak muda yang tak tahu diri, tapi bukan kurang ajar, lo." Memang, lima bersaudara ini -- Nada, Nova, Upi, Bebi, dan Astrie -- tak ada yang sampai kurang ajar. Bahkan ide mendirikan grup dangdut itu sudah ada dua tahun lalu, saat Astrie belajar di Jerman. Lalu, rekaman di studio milik ibunya. Nah, kaset rekaman itu dibawa Astrie ke Jerman untuk obat kangen. "Lumayan, menghemat pulsa telepon kalau saya rindu suara kakak-kakak saya," kata Astrie. Setelah Astrie pulang dari Jerman, grup Lences lantas rekaman komersial. Rekaman itu tetap di perusahaan keluarga mereka di bilangan Ciracas, Jakarta Timur. Artinya, sang ibu menjadi manajer. Berapa honornya? "Tiap anak mendapat Rp 50 juta. Hanya, ada yang dibayar kontan dan ada yang dikredit. Saya termasuk yang dicicil," kata Astrie sembari tertawa, pekan lalu. Dipilihnya dangdut, menurut Astrie, itu karena mereka ingin Lences bernyanyi sambil berlucu-lucuan. "Nyanyi dangdut itu asyik, tapi cengkokannya susah. Makanya, kami keroyokan, biar bagus," kata Astrie, yang suka "dikeroyok" juru foto itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini