Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ya, Dana memang jauh dari Tanah Air. Juga jauh dari kemelut di RCTI yang memberhentikan sebagian rekannya. Apa karena ia sudah mencium adanya ketidakberesan? "Bukan," katanya. Cuti di luar tanggungan itu diambilnya karena ia merasa sudah waktunya membekali diri menjelang milenium baru. Bagi istri Awanto Prakoso itu, menuntut ilmu bukanlah untuk mencari gelar, melainkan ibarat gentong yang harus diisi kembali bila mulai berkurang.
Walau sarjana hubungan internasional ini amat mencintai dunia jurnalistik, kini ia melebarkan sayap dengan memilih bidang studi Asia Tenggara dengan penekanan pada bidang politik. Tak ada maksud Dana untuk menjadi politisi. Gaya bicaranya yang lemah lembut memang tidak pas untuk seorang politisi. Gelar doktor akan dimanfaatkannya untuk mengajar di universitas. "Saya ingin menjadi dosen dan pengamat yang andal," kata wanita yang mengawali karir jurnalistiknya sebagai penyiar radio ini.
Sebagai awal pengamatannya, dengarlah pendapat Dana tentang kondisi di Tanah Air. Katanya, selama pemerintah tidak dapat membuktikan aktor di belakang peristiwa Banyuwangi, Ambon, Singkawang, dan lain-lain, kredibilitas pemerintahan Habibie di mata dunia internasional belum pulih. "Akibatnya, nasib rupiah tak akan di bawah Rp 5.000," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo