KAMPUS UI di Salemba, Jakarta, aman-aman saja sekarang, memang.
Dan sebentar lagi jabatan dekan FEUI segera lepas dari tangan
Dr. Djunaedi Hadisumarto, 45 tahun, yang telah dipegangnya lima
tahun ini. Kabar baik? Sebab sejak awal bulan ini ia masuk
Departemen Perhubungan, menjadi sekretaris jenderal,
menggantikan Ahmad Tahir Letjen pensiun -- yang kini menjabat
menteri Pariwisata, Pos & Telekomunikasi.
Berasal dari keluarga pegawai negeri, ayahnya bekerja di PTT,
anak bungsu dari empat bersaudara itu menyelesaikan sarjana di
FE-UI, 1963. Pada 1966 Djunaedi meneruskan studi di Universitas
California, Berkeley, AS, yang juga dijuluki sebagai "padepokan'
kaum teknokrat ekonomi. Tiga tahun kemudian di University of
Southern California, Los Angeles,ia meraih gelar doktor, 1974.
Serangkaian kegiatannya di luar FE-UI kemudian melibatkannya
untuk punya kontak dengan Departemen Perhubungan. Sejak tahun
1979 berdasarkan SK Menteri Keuangan ia diangkat menjadi anggota
dewan komisaris tiga badan usaha milik negara: Pelni, Djakarta
Lloyd dan Bahtera Adhiguna. Namun akan halnya tugas barunya
kini, Djunaedi tetap menyebut sebagai "Satu tantangan. Hingga
saya harus belajar lebih banyak lagi".
Pria bertubuh tegap ini menyukai tenis, renang, dan
kadang-kadang main bola. Golf? "Nggak. Saya masih kuat sport
yang lain," ujarnya tertawa lebar. Eh.
Dua puluh tahun bergelimang di perguruan tinggi, ayah dua putri
ini tetap terkenang pesan orang tuanya: warisan yang paling
berharga itu adalah pendidikan. Ia memang tak akan sepenuhnya
'angkat kopor' dari kampus. "Tak mudah melepaskan kewajiban
mengajar," ujarnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini