INI bukan kisah tentang remaja-remaja kelompok Paskibraka (Pasukan Pengibar Bendera Pusaka). Ini cerita tentang remaja-remaja Indo. Gladys Suwandi, misalnya. Di hari-hari sekitar HUT Proklamasi Kemerdekaan ini, apa yang ia rasakan? "Saya tetap saja mikirnya secara global internasionalisme," katanya. Penjelasannya begini. "Saya bangga kalau mendengar Indonesia maju. Apalagi saya suka ke daerah-daerah, mengamati sejarah dan kebudayaan setempat. Lalu ngobrol dengan kepala-kepala adat," kata gadis yang ibunya berasal dari Ceko-Slovakia ini. Tapi, "kalau ada peristiwa tertentu di Ceko, saya tersentuh juga." Gladys, 21 tahun, meroket namanya sejak ia mengasuh acara Rocket -- pentas musik video -- di RCTI. Ayahnya, Suwandi, asli Jawa. Ibunya, asli Ceko. Tapi nama Gladys, kata si empunya nama, khas Amerika, walau ia lahir di Praha. Sampai umur lima tahun. Gladys tumbuh di Jerman karena ayahnya yang ketika itu bekerja di pakta pertahanan NATO ditempatkan di Jerman. Semula anak ini akan dimasukkan SD di Indonesia. Ternyata, batal karena kesulitan bahasa. Dikirim lagi ke Ceko dan belajar di Sekolah Indonesia yang dikelola KBRI. Nah, setelah tahu bahasa Indonesia, Gladys pun pulang ke Indonesia. Sampai kini. Tapi, ia tetap tak bisa meninggalkan Cekonya. Di rumah bahasa Ceko masih digunakan. Setahun, paling tidak dua kali ia ke Ceko, tatkala liburan atau di sana lagi musim panas. Jadi, "Rasanya saya ini setengah-setengah, deh," kata artis film ini secara jujur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini