TIGA adat mewarnai upacara perkawinan Bambang Trihatmodjo, 28
tahun, putra ketiga Presiden Soeharto, dan Halimah Augustina
Kamil, 24 tahun, putri bungsu Dubes RI untuk PB Abdullah Kamil.
Akad nikah 24 Oktober di Balai Kartini diwarnai dengan adat
Minang, karena orangtua pengantin putri berasal dari Sum-Bar.
Bahkan Bambang dan Baby (panggilan sehari-hari pengantin putri)
juga mengenakan pakaian Minang. Tidak kurang dari Gubernur
Sum-Bar Azwar Anas memberi petuah kepada kedua mempelai.
Kemudian, kecuali hiasan dan tarian bercorak Minang yang
mengiringi upacara, orangtua kedua pengantin (termasuk Presiden
Soeharto, bahkan Wakil Presiden Adam Malik sebagai saksi),
saudara dan para pengiring semua mengenakan pakaian teluk
belanga. Pakaian Melayu ini dipakai karena ayah pengantin putri
lebih lama bermukim di Sum-Ut dibanding daerah asalnya. Abdullah
Kamil, diplomat karir itu, kecuali sibuk mencari tempat resepsi
yang besar, juga repot mengumpulkan kerabatnya yang telah "lama
ditinggalkan" untuk memeriahkan upacara adat itu.
Upacara selanjutnya ialah ngundhuh (penerimaan) pengantin dalam
adat Jawa, dengan tuan rumah Presiden Soeharto sendiri--di
Pendopo Agung Sasono Utomo, Taman Mini Indonesia Indah.
Kedua pengantin mengenakan pakaian kebesaran kerajaan Surakarta.
Memakai kain batik kuning bersulam emas, mahkota raja, tanpa
baju, Bambang yang berkumis tipis dan tinggi tegap itu kelihatan
gagah. Sedang Baby yang beribu asal Muangthai tampak semampai
dan anggun.
Presiden Soeharto, Wakil Presiden Adam Malik, pernbantu dekat
sampai pengawal pribadinya, mengenakan beskap (baju) bitam,
batik Sidomukti, keris dan blangkon model Solo. Dengan Iringan
gending Ketawang Puspowarno, Presiden dan Ny. Tien Soeharto
menerima penyerahan sepasang pengantin yang telah dinikahkan
besannya, Abdullah Kamil. Di hadapan sekitar 5.000 undangan
terdiri dari pejabat tinggi, korps diplomatik dan kerabat dekat
orangtua pengantin, Bambang dan Baby disandingkan di pelaminan
berukir warna kuning keemasan. Kecuali didampingi keluarganya,
selama bersanding di Pendopo Agung 25 Oktober lalu mereka juga
ditunggui Sultan Hamengkubuwono IX, Susuhunan Pakubuwono XII,
Mangkunegara VIII dan Pakualam VIII.
Bambang dan Baby sudah cukup lama saling mengenal--sejak
keduanya sama-sama sekolah di Business Administration, Inggris.
Cinta mereka berlanjut di New York. Bambang, lulusan SMA IX
Jakarta, melanjutkan sekolahnya pada Mixed Farming Management.
Sedang Baby, lulusan SMP dan SMA Tarakanita Jakarta, mengikuti
orangtuanya yang bertugas di PBB.
- Petuah Presiden Soeharto bagi anak dan menantunya sederhana.
Ia menunjuk hiasan tradisional berupa pisang raja, kelapa gading
dan tebu hitam yang membuat semarak seantero Pendopo Agung
Sasono Utomo--di antara beberapa rangkaian bunga berhias huruf
BB (Bambang-Baby). "Banyak tumbuhan dirangkai menyambut kalian
berdua ketika masuk ke gedung ini," kata Presiden. "Itu semua
hendaknya menjadi bekal hidupmu."
Presiden lantas menerangkan makna lambang hiasan itu. Pisang
raja, lengkap dergan batang, daun dan tandan yang menguning,
melambangkan cita-cita luhur bagai cita-cita seorang raja. Tebu
ireng (hitam) menjadi simbol kebulatan tekad. "Tebu artinya
anteping kalbu, kemantapan hati. Kalian berdua harus mempunyai
kebulatan tekad sehati dan tidak mudah dipisahkan siapa pun,"
katanya. Sedang cengkirgading (kelapa gading) diartikan
kencenging pikir (kemantapan dalam berpikir). "Artinya, kamu
berdua harus menggunakan pikiran dan bisa bertindak secara
rasional, tidak emosional."
Ditambah satu petuah lagi. Sehabis diserahkan besannya, kedua
pengantin diarak setelah Ny. Tien mengalungkan "sindur",
selendang merah putih di pundak pengantin. "Sindur artinya isin
mundur. Dalam menghadapi tantangan, kalian harus maju terus,
pantang mundur," kata Presiden tersenyum lebar.
Kecuali kertas undangan dan buku petunjuk upacara, gelas dan
piring--buatan PT Kedaung milik pamah pengantin pria
Probosutedjo untuk santap siang yang mewah itu, juga dihiasi
gambar Bambang dan Baby. Tamu pun bisa pulang mengantungi
kenangan: sebuah kipas dan tali kunci "mohon doa restu", kuning
seperti emas dari BB.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini