Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Raja jalanan

Ali sofyan siregar, 23, dipilih sebagai olahragawan terbaik oleh siwo/pwi jaya dengan suara terbanyak. ia dijuluki raja jalanan, konsekuensinya, tiap hari harus latihan lari 30-60 km. (pt)

31 Januari 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TARGET saya adalah juara dunia -- bukan pemain film. Kalau gelar itu sudah di tangan, baru masalah lainnya saya pikirkan," ujar Thomas Americo gemas. Memang, belum lama ini datang tawaran dari seorang produser film kepada manajer Thomas, Harsono. "Tawaran itu langsung saya tolak," kata sang manajer. Petinju berusia 21 tahun itu, Agustus tahun lalu berhasil merebut gelar juara OPBF kelas welter ringan -- sesudah meng-KO Sang Mo Koo dari Korea Selatan. Lalu Presiden memberinya Bintang Karya Dharma Prasaja. Dan 17 Januari lalu, para wartawan olahraga SIWO/PWI Jaya memilihnya sebagai salah seorang olahragawan terbaik 1980. Komentarnya "Semua itu tidak pernah terpikirkan." Bahkan pacaran pun baru akan saya pikirkan setelah saya berumur 30. Tanah yang dihadiahkan perusahaan rokok Bentoel kepadanya, seluas 610 mÿFD, belum pula digarapnya. Hanya ia kini punya Willys keluaran 1948 yang dibelinya Rp 750 ribu -- hasil jotosan. Donald Pandiangan, pemanah, juga termasuk olahragawan yang dipilih SIWO. Bagi Donald, 36 tahun, itu adalah kehormatan kedua kalinya (1979 ia terpilih ebagai yang terbaik). Toh ia kecewa. "Menrapa tak ada atlet cacat yang terpilih? " Meski tak memperinci, ia menyebut, di antara mereka ada yang berprestasi sangat baik dalam kejuaraan internasional dan menggondol beberapa medali. "Mereka nanti merasa dianaktirikan," katanya dengan sedih. Dengan 36 rekor panahan di tangan (rekor nasional Asia Tenggara dan Asia, karir Donald memang cemerlang. Walau tak berarti hidupnya lantas makmur. Karyawan Perum Angkasa Pura Kemayoran (sejak 1965) itu tiap hari naik bis kota, tak punya arloji dan tinggal di mess kantornya. "Kalau punya rumah ngapain tinggal di mess!" Tapi ia memang kelihatan berbakat sederhana. Kecuali mereka, terpilih juga pemain bola Ronny Pattinasarani, jago-jago badminton Rudy Hartono dan Verawaty, pelari dan pelompat jauh Widiasturi, pemain bowling Ny. Am Ismail dan penembak Silviana Hosen. M. Asro terpilih sebagai 'pembina pelatih' dan Brigjen Eddie Nalapraya sebagai 'pembina penggerak' terbaik. Dan jangan lupa pelari Ali Sofyan Siregar, 23 tahun, yang terpilih dengan suara terbanyak. "Kalau SIWO memutuskan begitu, ya saya terima," ujarnya sambil ketawa. Bungsu di antara 7 bersaudara, Sofyan satu-satunya yang jadi atlet -- sambil, sejak tiga tahun lalu, jadi karyawan Dinas Pariwisata DKI. "Sebagai pegawai rendahan," katanya. Maklum sekolahnya hanya SMP. Tapi ia sudah punya Vespa. Dalam kejuaraan nasional marathon November lalu ia tampil sebagai pemenang, mengalahkan pelari ulung Ian Imang. Ia mendapat julukan "Raja Jalanan". Dan julukan itu, katanya, berat juga konsekuensinya." Ia merasa ditantang. Untuk itu setiap hari ia latihan lari 30 - 60 km -- terutama menghadapi kejuaraan marathon di Hongkong nanti. Mengaku tak ada makanan khusus untuk membantu daya tahannya, anak Batak itu hanya tak suka yang pedas-pedas. "Bisa bikin susah perut," katanya. Kemudian, sambil berlari ia bilang "Sebentar lagi saya kawin, mas. Betul. Ha ha ha ...!"

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus