Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kesehatan

Kolesterol turun, jantung menyerang

Who mengadakan penelitian terhadap clofibrate, obat yang berfungsi menurunkan kolesterol. hasilnya: penggunaan obat itu secara teratur mengakibatkan berbagai penyebab kematian termasuk serangan jantung. (ksh)

31 Januari 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TUBUHNYA gempal. Usianya sekitar 50 tahun. Tapi selera makannya tetap muda. Apalagi pada malam itu dia berada di sebuah ruangan pesta sebuah hotel untuk merayakan ulang tahun perusahaan koleganya. Steak dan es krim tak bersisa di piringnya. Dia merogoh kantung celananya. Orang di sebelahnya mengira dia mau mengeluarkan saputangan untuk menyeka mulutnya yang berminyak. Ternyata tangannya menjepit sebuah kapsul kecil. "Untuk menetralisir kolesterol. Dengan Astromid anda boleh makan apa saja. Serangan jantung pokoknya beres," katanya kepada teman di sebelahnya seraya menahan tahak. Sudah bertahun-tahun manajer kita ini tergantung pada clofibrate merk Astromid-S. Dengan obat itu dia merasa sip betul dan tak perlu berpantang makan. Tapi sekarang dia barangkali terperanjat ketika membaca laporan para sarjana mengenai obat mujarab yang dia andalkan itu. Penelitian selama 10 tahun yang diselenggarakan World Health Organization (badan kesehatan dari PBB) menemukan 25% dari mereka yang meminum obat itu secara teratur mati karena berbagai macam penyakit. Mulai dari gangguan pernapasan, pecah pembuluh darah otak sampai kanker. Dan yang ironis obat pencegah serangan jantung itu menurut WHO justru mengakibatkan serangan jantung. WHO agaknya tertarik untuk meneliti obat itu setelah masuknya laporan dari berbagai negara pada awal 1970 mengenai efek sampingnya. Para dokter melaporkan tentang nyeri otot seperti baru terserang flu. Jantung membesar dan iramanya kacau setelah pasien meminum obat itu. Kecurigaan bertambah besar terhadap faedahnya clofibrate setelah selesainya penelitian yang dilaksanakan Coronary Drug Project (proyek penelitian obat jantung di Amerika Serikat) tahun 1975. Proyek ini mencakup 8341 orang dalam rangka penelitian apakah obat yang menurunkan lemak dalam darah bisa mencegah serangan jantung untuk kedua kalinya. Ternyata tidak. Penelitian itu malahan mempertegas efek samping yang sudah dilaporkan banyak dokter. Dipergoki pula 54% dari peminum clofibrate menderita sakit kantung empedu. "Ketika proyek penelitian berakhir kami tak pernah lagi punya pikiran clofibrate sebagai obat mujarab," kata Dr. Robert Levy, pimpinan proyek penelitian tadi. Padahal sekitar awal 1960-an, setelah selesainya serangkaian percobaan binatang terhadap clofibrate, dia sempat menyebutkan obat itu "sebagai jawaban terhadap serangan jantung". Penghancur Sel Hasil penelitian terhadap clofibrate, terutama yang dilaksanakan WHO, nampaknya akan membuat sedih para peneliti. Tapi di samping itu mereka akan lebih bijaksana dalam memandang hubungan antara lemak darah yang tinggi dengan serangan jantung. Statistik memang menunjukkan adanya hubungan itu. Tapi pembuktian yang memastikan kolesterol menyebabkan serangan jantung toh belum ada. Mungkin juga para sarjana dipaksa untuk memperbaharui pandangan mereka mengenai lemak, sebagai akibat dari hasil penelitian badan kesehatan dunia itu. "Peningkatan kadar lemak -- terutama kolesterol dan trigliserid -- barangkali justru berguna untuk orang-orang beranjak tua. Sebab penurunan kadar lemak dalam darah yang tidak alamiah menyebabkan berbagai sebab kematian," tulis Robert Reinhold, pengamat masalah kedokteran dalam tulisannya di koran The New York Times 14 Januari. Kepala penelitian WHO untuk clofibrate, Dr. Michael Oliver berpendapat bahwa kolesterol merupakan bagian yang integral dari fungsi sel tubuh. "Sudah diketahui dengan menyingkirkannya dalam jumlah yang kecil secara tetap selama bertahun-tahun anda akan melemahkan daya tahan sel terhadap infeksi Atau kemungkinan mempercepat sel-sel menjadi tua," ulas Oliver. Tentang angka kematian yang tinggi oleh pengaruh Clofibrata itu dia menduga: Mungkin obat itu telah menghancurkan sel-sel. Mungkin juga turunnya kolesterol itu sendiri sesuatu yang tidak sehat. Apakah obat ini akan dilarang? Food and Drug Administration, badan pengawasan makanan dan obat yang terkenal sangat keras dari AS, belum memutuskan begitu. Belum terdengar apa sikap badan itu setelah melakukan dengar pendapat, yang berlangsung pertengahan bulan ini. Pesertanya Orang Sehat Sedangkan Jerman Barat sejak 1979 membatasi penggunaan clofibrate hanya untuk mereka yang kadar lemaknya dalam darah tak turun-turun juga dengan berbagai obat lain, termasuk diit. Ini dilakukan dokter negara itu sebagai reaksi terhadap laporan pendahuluan dari penelitian WHO tadi yang menyebutkan clofibrate bisa menyebabkan kanker. Pihak perusahaan farmasi ICI, sebagai penemu dan yang memasarkan clofibrate dengan merk Astromid-S, tetap bertahan bahwa obat itu manjur untuk penyakit jantung. "Percobaan di Stockholm, Swedia, menunjukkan pasien-pasien yang diberi Astromid-S mengalami penurunan jumlah serangan jantung yang nyata daripada pasien yang dirawat dengan diit saja," kata seorang jurubicara perusahaan itu di Jakarta. Perusahaan ini juga menganggap metode penelitian WHO itu tidak benar, "karena semua pesertanya orang sehat dengan serum kolesterol dalam batas normal (rata-rata 247 mg%). Sedang Astromid-S tidak direkomendasikan untuk orang demikian." Di Indonesia sampai sekarang masih ada yang tergantung pada obat ini untuk mencegah jantung, seraya makan seenaknya. Selain Astromid-S, di sini clofibrate beredar pula dengan menggunakan merek Arterol dan Clofipront. "Kami masih menggunakannya untuk penderita kolesterol tinggi Tipe III. Yaitu mereka yang kolesterolnya tak bisa diturunkan dengan obat lain dan diit," kata Barita Sitompul, dokter di Bagian Kardiologi, RS Cipto Mangunkusumo, Jakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus