TARGET saya adalah juara dunia -- bukan pemain film. Kalau
gelar itu sudah di tangan, baru masalah lainnya saya pikirkan,"
ujar Thomas Americo gemas.
Memang, belum lama ini datang tawaran dari seorang produser film
kepada manajer Thomas, Harsono. "Tawaran itu langsung saya
tolak," kata sang manajer.
Petinju berusia 21 tahun itu, Agustus tahun lalu berhasil
merebut gelar juara OPBF kelas welter ringan -- sesudah meng-KO
Sang Mo Koo dari Korea Selatan. Lalu Presiden memberinya Bintang
Karya Dharma Prasaja. Dan 17 Januari lalu, para wartawan
olahraga SIWO/PWI Jaya memilihnya sebagai salah seorang
olahragawan terbaik 1980.
Komentarnya "Semua itu tidak pernah terpikirkan." Bahkan
pacaran pun baru akan saya pikirkan setelah saya berumur 30.
Tanah yang dihadiahkan perusahaan rokok Bentoel kepadanya,
seluas 610 mÿFD, belum pula digarapnya. Hanya ia kini punya
Willys keluaran 1948 yang dibelinya Rp 750 ribu -- hasil
jotosan.
Donald Pandiangan, pemanah, juga termasuk olahragawan yang
dipilih SIWO. Bagi Donald, 36 tahun, itu adalah kehormatan
kedua kalinya (1979 ia terpilih ebagai yang terbaik). Toh ia
kecewa. "Menrapa tak ada atlet cacat yang terpilih? "
Meski tak memperinci, ia menyebut, di antara mereka ada yang
berprestasi sangat baik dalam kejuaraan internasional dan
menggondol beberapa medali. "Mereka nanti merasa dianaktirikan,"
katanya dengan sedih.
Dengan 36 rekor panahan di tangan (rekor nasional Asia Tenggara
dan Asia, karir Donald memang cemerlang. Walau tak berarti
hidupnya lantas makmur. Karyawan Perum Angkasa Pura Kemayoran
(sejak 1965) itu tiap hari naik bis kota, tak punya arloji dan
tinggal di mess kantornya. "Kalau punya rumah ngapain tinggal di
mess!" Tapi ia memang kelihatan berbakat sederhana.
Kecuali mereka, terpilih juga pemain bola Ronny Pattinasarani,
jago-jago badminton Rudy Hartono dan Verawaty, pelari dan
pelompat jauh Widiasturi, pemain bowling Ny. Am Ismail dan
penembak Silviana Hosen. M. Asro terpilih sebagai 'pembina
pelatih' dan Brigjen Eddie Nalapraya sebagai 'pembina penggerak'
terbaik.
Dan jangan lupa pelari Ali Sofyan Siregar, 23 tahun, yang
terpilih dengan suara terbanyak. "Kalau SIWO memutuskan begitu,
ya saya terima," ujarnya sambil ketawa. Bungsu di antara 7
bersaudara, Sofyan satu-satunya yang jadi atlet -- sambil, sejak
tiga tahun lalu, jadi karyawan Dinas Pariwisata DKI. "Sebagai
pegawai rendahan," katanya. Maklum sekolahnya hanya SMP. Tapi ia
sudah punya Vespa.
Dalam kejuaraan nasional marathon November lalu ia tampil
sebagai pemenang, mengalahkan pelari ulung Ian Imang. Ia
mendapat julukan "Raja Jalanan". Dan julukan itu, katanya, berat
juga konsekuensinya." Ia merasa ditantang. Untuk itu setiap hari
ia latihan lari 30 - 60 km -- terutama menghadapi kejuaraan
marathon di Hongkong nanti.
Mengaku tak ada makanan khusus untuk membantu daya tahannya,
anak Batak itu hanya tak suka yang pedas-pedas. "Bisa bikin
susah perut," katanya. Kemudian, sambil berlari ia bilang
"Sebentar lagi saya kawin, mas. Betul. Ha ha ha ...!"
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini