"DULU saya langsing. Tapi sejak punya anak ketiga jadi bulat,"
tutur Purwaniatun, asal Sala. Dengan tinggi badan 156 cm dan
usia 26 tahun, Pur berhasil meraih juara II Lomba Lawak Wanita
DKI I akhir April kemarin. Ketika masih duduk di SMA Negeri III
Sala, Pur memang pernah mendapat gelar "ratu humor" -- dan
penobatannya memakai mahkota dari janur kuning.
Biar begitu baru sekali inilah dia manggung di depan publik, dan
kelihatan kurang tenang ketika mulai buka suara -- temponya
terlalu cepat. "Memang deg-degan sekali," ujarnya. Lawakannya
berkisar pada dirinya sendiri dan suaminya. Pernah bekerja di
Hotel Borobudur Inter-Continental selama 5 bulan, Pur melawak
tentang kerja di restoran hotel besar -- juga menyerempet dunia
pariwisata & pelesiran.
"Kini saya harus siap melucu di depan jenderal atau tukang
becak," ujarnya. Niatnya untuk betul-betul jadi pelawak mantap
sudah -- dia berkeinginan menggantikan almarhumah Ratmi B-29.
"Kalau bisa, kalau tidak mengganggu rumahtangga," demikian
syaratnya. Ketika akan naik panggung, sang suami menanyakan
bagaimana kalau penonton berteriak menyuruh turun saja atau
cemoohan lain. "Tapi sebenarnya saya sudah siap mental."
Naskah lawakannya direkanya sendiri. "Saya ini kayak robotnya,
tukang ngetik," ujar sang suami. Ia menggunakan bahasa
Indonesia dengan campuran logat Jawa dan istilah Inggeris cukup
baik. Lanjut Pur "Begitu selesai melawak, saya sudah merasa,
tidak bisa nomor satu nih." Dan terhadap keputusan juri memang
dia puas. "Cuma sayang, yang menang nomor satu kok pakai teks
melawaknya," katanya -- "tapi saya setuju dia menang. Apalagi
dia cakep."
Kerja sambilan Pur selama ini "ahli kecantikan berjalan." Dia
merawat muka seorang ibu kalau mendapat panggilan. Lumayan,
kalau sehari dapat 5 langganan, berarti Rp 5.000. Tentang
hadiahnya, selain piala dan radio, Pur dapat juga kecap, sirop
dan sambal, seperti pemenang lainnya. "Sambelnya enak lho . . .
karena gratis," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini