JEANNE Daryatmo (44 tahun), isteri Jenderal Daryatmo Ketua
DPR/MPR, suka mengikuti bermacam kursus. Memasak, menjahit,
membuat kue, kecantikan, merawat rambut dan masih banyak lagi.
Untuk apa? "Tidak ada ruginya," ujar Jeanne yang berkulit
kuning dan bertubuh tegap. "Mungkin sekarang kita tidak
memerlukan. Tapi siapa tahu kelak, bila suami telah berhenti
bekerja."
Tidak jarang, keahliannya memasak ditunjukkannya pada kesempatan
arisan atau pertemuan ibu-ibu. "Jadinya lebih murah," katanya.
Semua masakan yang pernah dipelajarinya dicatatnya dengan rapi
dalam sebuah buku khusus.
Keinginannya mempelajari tusuk jarum kini telah membawa manfaat.
Tusuk jarum itu dipelajarinya 2 tahun dan sekitar 4 bulan turut
praktek bersama shinshe yang jadi gurunya. 11 Maret 1974,
bersama seorang temannya, Jeanne membuka praktek di wilayah
Petojo, Jakarta -- 3 hari dalam seminggu. Pasiennya lumayan,
bayarannya Rp 1.000 -- dan yang tidak mampu tidak dipaksa bayar.
Jeanne tidak pernah membawa keluarganya ke dokter. Suaminya,
anak-anaknya atau pembantunya, diobatinya sendiri dengan tusuk
jarum.
Tidak jarang di rumahnya di Kebayoran ada pasien yang datang.
Tak pernah ditolaknya, karena di rumah pun tersedia kamar pasien
dengan 3 tempat tidur. Dan kalau Jeanne bepergian, dalam tasnya
pun tak dilupakan seperangkat alat tusuk jarum.
"Kalau ikut kursus saya sering pakai nama samaran," tuturnya,
"agar tidak diketahui." Kini, seminggu tiga kali dia ikut
senam. Setiap Senin dan Kamis berpuasa, dan sebulan sekali
mutih: hanya makan nasi dan minum air.
Ibu dari tiga orang anak yang sudah akil baliq ini (yang
terbesar 27 tahun dan sudah menikah) tentu saja sibuk sekali.
Tetapi suaminya mengerti akan hal itu, bahkan tak segan-segan
Jendcral Daryatmo mendapat titipan untuk beli sabun atau
maskara (celak mata) dari isterinya kalau akan jalan-jalan ke
pusat perbelanjaan blok M, Kebayoran.
"Ada satu hal lagi yang belum terwujud dalam angan-angan saya,"
ujarnya. Yaitu mendirikan pusat pengobatan tradisionil seperti
yang pernah dilihatnya di Hongkong, Korea atau Australia.
Gapetra (singkatan dari Gabungan Pengobatan Tradisionil) telah
dibentuknya di tahun 1978. "Kalau hanya tusuk jarum, penyembuhan
akan memakan waktu lama," ujarnya, "karena lebih baik kalau
digabung dari beberapa ahli pijat, jamu atau tusuk jarum. Cuma
kesukarannya sekarang ialah soal biaya yang belum ada."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini