Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
NUN jauh di sebuah kota kecil Shizuoka, di kaki Gunung Fuji, seorang nenek menebar semangat berbau nujum kepada cucunya yang baru berumur 4 tahun dan masih tertatih-tatih di atas sepatu balet. ”Berlatihlah terus. Satu hari nanti kau akan menjadi Putri Jepang,” katanya seperti diulangi sang cucu, yang bernama Riyo Mori.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo