SEORANG dokter jatuh sakit memang jarang. Karena itu setelah
menyelusuri keadaan dirinya sambil merenung di sebuah rumah
sakit di Jepang, dr. Rosita Noer, 35 tahun, menyimpulkan: yang
sakit bukan dokter, tapi pengusaha.
Untuk mengobati penyakit levernya, dokter yang pengusaha ini
pernah dirawat di RS Pertamina, lalu ke sebuah RS di Singapura
dan akhirnya ke Jepang. Beberapa minggu setelah pulang ke
Jakarta, ia masih harus istirahat. Berdasarkan pemeriksaan,
"sakit saya akibat manifestasi stress dan pressure," katanya.
Dan itu ada kaitannya dengan ketegangan urusan bisnisnya.
Menurut pengusaha dengan berbagai macam kegiatan ini,
penyakitnya selalu berkaitan dengan krisis ekonomi. "Gangguan
pada hati yang pertama, saya derita tahun 1974 hingga awal 1975
-- bertepatan dengan krisis Pertamina," katanya. Kemudian kumat
lagi awal 1979, dikatakannya sebagai pengaruh devaluasi akhir
1978. "Terakhir, 1982, kambuh lagi dan karena tak banyak waktu
istirahat, semakin parah di awal 1983," ujarnya. Dan itu
bertepatan dengan keadaan sulit, terjadi penyesuaian harga
akibat kenaikan BBM."
Atas anjuran dokter pribadinya, Rosita Noer istirahat sampai
Agustus ini: apakah ini satu pertanda ekonomi dunia akan mulai
membaik?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini