TAK lagi "lincah bagai kupu-kupu". Tak lagi "menyengat bak
lebah". Dan tentu saja bukan lagi "yang terbesar". Muhammad Ali,
42, si Mulut Besar bekas juara tinju - yang pernah lebih
terkenal dibandingkan dengan presiden negara mana pun - telah
berubah. Sakit-sakitan. Selalu tampak lelah.
Menurut bekas dokter pribadinya, Ferdie Pancheco, sang bekas
juara menderita penyakit hati dan ginjal karena pukulan-pukulan
tinju, dulu. Ia juga menderita tekanan jiwa. Bukan hanya karena
"sindrom sebagai bekas juara", melainkan juga karena Veronica,
istri ketiganya, tak menghiraukan dia lagi.
Satu-satunya kesibukan Ali sekarang adalah main sulap. Di
rumahnya yang mewah, di Beverly Hills, ia sering
mendemonstrasikan sulap favoritnya: melenyapkan sapu tangan dari
telapak tangan.
Tentang keadaan Ali sekarang, bekas lawannya di ring, Joe
Frazier, berkomentar, "la seorang manusia yang tak tahu cara
untuk mati." Namun, karena digunjingkan dirongrong berbagai
penyakit, Ali cepat-cepat berpesan, "Tolong katakan pada
teman-teman saya di Timur, saya sehat-sehat saja." Dan dia,
katanya dengan yakin, memang tidak menderita suatu penyakit pun,
seyakin ketika ia dulu sering sesumbar sebagai juara yang tak
akan pernah terkalahkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini