ROMBONGAN Indonesia ke kontes ratu sejagat di Manila, dua pekan lalu, mendapat kejutan. Ketika mereka mengadakan kunjungan kehormatan ke Nyonya Amelita Ramos, istri Presiden Filipina, tiba-tiba sang Presiden menyelonong ikut menemui. "Saya sama sekali tak menyangka," kata Nyonya Mooryati Soedibyo, pemimpin rombongan. Adakah Ramos mencairkan suasana karena hubungan Indonesia- Filipina lagi "hangat" lantaran seminar soal Timor Timur itu? Entahlah. Yang jelas, Mooryati sendiri tak merasakan adanya "bau politik" dalam pertemuan itu. "Soal seminar itu tak disinggung. Presiden Ramos cuma bilang bahwa dirinya mendukung sepenuhnya pemerintah Indonesia. Apa itu ada hubungannya dengan soal Tim-Tim, saya tidak tahu," kata Mooryati. Jangan-jangan Ramos mendukung Indonesia jika ikut pemilihan Miss Universe. Ramos memberi hadiah buku yang baru rampung dicetak, Time for Take Off. Isinya, secara garis besar, menjelaskan bahwa kini Filipina siap masuk era tinggal landas dan bersaing dengan tetangganya di Asia Pasifik. Bagian depan buku itu diberi tanda tangan oleh Presiden. Dan halaman-halaman yang ada fotonya bersama Presiden Soeharto oleh Ramos dilipat khusus. Tentu saja ikut dalam rombongan itu Putri Indonesia 1994, Vena Malinda, 21 tahun. Vena, yang di kontes Miss Universe hanya menjadi peninjau, rupanya terkesan dengan sambutan hangat Ramos. Ramos, kata Vena, ternyata seorang pengamat bahasa. "Beliau bilang, banyak kesamaan kata antara Indonesia dan Filipina, misalnya kanan, saya, pintu," kata Vena menirukan Ramos.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini