CITA-CITA Heidhy Marbangun akhirnya kesampaian. Minggu lalu, ia menikah dengan pakaian dan adat Jawa. Termasuk acara pecah telur. Bahkan, sang telur tak perlu dibungkus plastik, seperti layaknya pengantin Jawa sekarang. "Orang beralasan biar nggak kotor, tapi rasanya kita akan kehilangan arti upacara itu," ujar bekas reporter TVRI, yang kini aktif sebagai konsultan public relations ini. Anak bungsu Marbangun Hardjowirogo, pensiunan diplomat RI di PBB, dengan luwes membersihkan kaki sang suami, Bijaksana Kartadjoemena. Bibin, nama panggilan Bijaksana, adalah putra kedua Kartadjoemena, bekas pejabat tinggi RI. Heidhy, 30 tahun, ketemu Bibin, 43 tahun, di sebuah pesta ulang tahun teman dekat Heidhy di Jakarta dua tahun lalu. Biasa saja mulanya, tapi akhirnya Bibin berhasil juga menggiring Heidhy ke pelaminan. Kendati, menjadi ibu dua anak Bibin dari perkawinannya yang pertama, tentu tak mudah. "Saya mencoba mengerti. Mungkin memperlakukan mereka sebagai teman lebih baik," ujar Heidhy. Menjelang hari pernikahannya, Heidhy juga yang menyiapkan segala macam perlengkapan untuk akad nikah di rumahnya, di kawasan Pisangan, Jakarta Timur. Dengan kaus tanpa lengan biru muda, celana pendek model turis warna-warni, wanita kelahiran New York ini kelihatan gembira.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini