BAK perawan desa, Elvi Sukaesih menggendong sebakul padi. Lincah, manja, genit, dan tentu saja bergoyang pinggul. Ia memang lagi mendendangkan lagu Pesta Panen. Puluhan pasang mata tak berkedip mengikuti goyangan mautnya, termasuk tiga orang yang mengintip dari balik kamera. Kali ini bukan kamera TVRI, tapi kamera NHK -- itu stasiun televisi paling kondang di Jepang. Elvi diambil gambarnya di sebuah diskotek di kawasan Pecinan, Jakarta, pekan lalu. Empat buah lagu dinyanyikannya dan bakal ditayangkan NHK lewat satelit ke seluruh Jepang. Inilah acara tutup tahun dan menyambut tahun baru versi NHK dengan program yang diberi nama Musik untuk Ibu Pertiwi. Acara ini berlangsung selama 12 hari. Isinya tari dan nyanyi dari negeri-negeri di sekitar ekuator, termasuk Indonesia. Setiap negeri mendapat jatah penayangan 105 menit selama program itu berlangsung dari 27 Desember sampai 7 Januari mendatang. Empat lagu dangdut Elvi itu -- Pesta Panen, Resah, Ramah-Ramah, dan Mandi -- disiarkan pada hari terakhir. Namun, ia tak sendirian. Masih ada jaipongan karya Sampan Hismanto, musik keroncong dari Yogyakarta, dan tari kecak dari Bali. Semua itu disiarkan lewat satelit dan bisa ditangkap oleh pesawat televisi dengan ketajaman tinggi alias high definition TVV yang sudah banyak di Jepang. "Sudah saatnya memperkenalkan musik dangdut ke Jepang," ujar Ken Tsutsui, pengarah acara NHK. Adapun Si Ratu Dangdut, "Insya Allah pertengahan tahun depan saya manggung di Jepang," kata Elvi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini