S IAL menyerimpung Tika Bisono. Senin pagi pekan lalu, psikolog dan penyanyi yang populer dengan lagu Pagi itu menjadi fasilitator latihan kerja untuk para pejabat hubungan masyarakat sebuah perusahaan negara di Kota Bandung. Sejam sebelum acara, Tika, yang hanya mengenakan sandal selama perjalanan kereta api, celingukan mencari sepatunya. Rupanya, sepatu yang ditaruhnya di dalam tas itu tertinggal di rumahnya di Jakarta. Tika kelabakan dan terpaksa minta tolong panitia membelikan sepatu di toko sekitar. Namun, mereka angkat tangan. Maklum, jam baru menunjuk pukul 08.00. Toko belum buka.
Saking bingungnya, Tika berkonsultasi dengan temannya sesama fasilitator. Sang teman menyarankan agar Tika mengenakan plester pengobat luka di jempol kaki. Maksudnya, dengan balutan itu, terkesan kaki Tika sakit dan, karena itu, menjadi beralasan untuk bersandal ria.
Tika setuju. Mengenakan baju biru dan hanya bersandal merah, Tika pun melenggang ke acara. Penampilan itu menurut Tika norak. "Bayangkan, sandalnya merah, sementara bajunya biru. Kayak telanjang deh rasanya," kata Tika.
Rikuh, Tika pun mencoba bersandiwara. Dalam kata pengantarnya, Tika meminta maaf karena tidak mengenakan sepatu. "Kaki saya sakit, sehingga saya harus pakai sandal," kata Tika. Ketika seluruh acara berahir, Tika lega. Namun, kini setiap kali melihat kakinya, ia teringat peristiwa konyol itu. "It should not happen again…," kata Tika.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini