L AMA tak terdengar kabarnya, tiba-tiba mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Daoed Joesoef, 75 tahun, Kamis pekan lalu meresmikan pameran lukisan untuk ulang tahun ke-30 Centre for Strategic and International Studies di gedung lembaga penelitian itu di kawasan Tanahabang, Jakarta Pusat.
Daoed Joesoef memang seorang pelukis. Sempat menjadi pelukis poster di awal 1950-an, Daoed pernah memamerkan 90 lukisannya di Museum Pusat Jakarta pada 1979. Kebanyakan karyanya berupa sketsa. "Melukis sketsa cepat selesainya," kata Daoed kepada wartawan TEMPO Agus Hidayat seusai acara.
Ada cerita lain kenapa ia melukis sketsa. Dulu, ketika masih menjadi pejabat, Daoed sering memanfaatkan waktu menunggu dengan membaca buku, hobi beratnya yang lain. Kebiasaan itu sering menimbulkan salah pengertian dari pejabat lokal yang menemaninya. Misalnya, ia dinilai sombong.
Untuk menghindarinya, Daoed mengganti kebiasaan membaca dengan melukis sketsa. Jadilah setiap berkunjung ke daerah, Daoed selalu membawa kertas gambar dan pensil. Dan bila waktu tenggang tiba, kakek dari dua cucu itu mencorat-coret. Ternyata trik itu jitu karena, menurut dia, penilaian sombong itu kemudian tak lagi terdengar.
Bahkan, dia sempat membuat sketsa tentang Istana Kotawaringin di Kalimantan Tengah sebelum peninggalan sejarah itu terbakar, belum lama ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini