Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penulis buku perjalanan Perucha Hutagaol harus menahan diri agar tak bepergian jauh selama masa promosi film Trinity, The Nekad Traveler. Film itu diangkat dari bukunya berjudul The Naked Traveler. "Gue jadi tahanan kota. Diminta jangan ke mana-mana dulu, pokoknya sampai dan setelah film rilis," tuturnya, terkekeh, Senin tiga pekan lalu.
Karena tak bisa berpelesir, perempuan yang dikenal dengan nama pena Trinity itu menghabiskan waktu luang dengan berolahraga, membaca buku, serta berkumpul dengan teman dan keluarganya. Momen seperti ini langka baginya karena, sebagai penulis perjalanan, hampir setiap bulan dia bepergian ke kota atau negara lain. Ia pun kerap kehilangan kesempatan berkumpul dengan keluarga. Bahkan, ketika ibunya wafat, ia juga sedang bepergian.
Trinity menyadari pilihannya itu membuatnya kehilangan hal lain. "Sudah jadi konsekuensi dan gue enggak menyesal. Soalnya, gue merasa seolah-olah jadi orang yang bisa hidup dalam mimpinya sendiri," kata perempuan yang sudah menjelajahi 79 negara ini. Ia pun berniat tak ingin berhenti menulis saat sudah pensiun berkeliling dunia.
Begitu sering Trinity bepergian, sehingga keluarga dan teman-temannya merasa heran kalau ia berada di Jakarta dalam waktu lama. "Mereka bilang tumben ada di Jakarta. Termasuk panitia TPS pas pilkada kemarin tuh," ucapnya, tertawa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo