Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SEORANG diplomat tak melulu bergaul dengan kalangan atas. Buktinya Wakil Duta Besar Swe-dia untuk Indonesia, Ulf Samuelsson. Alumnus Jurusan Ilmu Politik Universitas Lund berusia 32 tahun ini menikmati pertemanannya dengan para penjaja makanan-terutama ketoprak dan bakso yang merupakan makanan favoritnya-serta tukang ojek di sekitar rumahnya di kawasan Kemang, Jakarta Selatan.
Kendati sebagai diplomat ia dibekali pelajaran bahasa Indonesia, Ulf mengaku gagap ketika harus ngobrol dalam bahasa sehari-hari dengan para "teman baru"-nya itu. Toh ia nekat saja mempraktekkan bahasa Indonesianya yang kocar-kacir, sampai akhirnya Ulf dengan yakin berkomentar, "Merekalah yang menjadi guru terbaik saya untuk memahami bahasa Indonesia," katanya kepada Andari Karina Anom dari Tempo.
Kemahirannya berbahasa Indonesia berbuah manis. Ketika banjir merendam Jakarta dua pekan lalu, Ulf membuka pagar rumahnya yang bersih bagi sekitar 70 tetangga yang menjadi pengungsi dadakan. Selama hampir sepekan ia juga memasok mereka dengan ransum makanan yang memadai. "Awalnya saya nggak kenal sebagian besar dari mereka. Tapi, setelah banjir surut, saya jadi mendapat banyak teman baru. Pokoknya, oke dehhh...," katanya dengan logat anak gaul sekarang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo