PENYIAR TVRI Toeti Adhitama, 48 tahun, yang terpilih sebagai Wanita Berbusana Terbaik 1982 versi majalah Mode, di luar dugaan, kesal mendapat gelar tersebut. "Saya tidak menyukai pemilihan semacam itu," ujar Toeti kepada wartawan Jawa Pos di Surabaya, pekan lampau. Apa pasal? Toeti menilai dengan memberikan gelar wanita berbusana terbaik itu panitia telah memperlakukan kaum hawa Indonesia secara cengeng. Sekalipun tim penilai tak kurang terdiri dari perancang mode Harry Darsono, Ghea Sukasah, Chosi Latu, dan Prayudi telah mengamati para calon selama setahun, toh kekurangjelian masih tampak di sana-sini. Misalnya: ada di antara 10 orang yang menyandang predikat wanita berbusana tetbaik itu yang kurang begitu peduli dengan mode. "Padahal untuk menilai wanita berbusana terbaik hendaknya juga dilihat dari keserasian tata warna maupun mode pakaian yang dikenakannya," kata Toeti. Tak diungkapkan nama yang, menurut Toeti kurang tepat itu. Tak cuma Toeti yang dongkol. Juga Menteri Muda Urusan Peranan Wanita Nyonya Lasiyah Soetanto, salah seorang wanita berbusana terbaik 1982 lain, yang menganggap dirinya bukan ahli busana. Keduanya menyatakan tidak akan hadir pada malam penobatan di Balai Kartini, Jakarta, April depan. Nah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini