Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Komedian Wawan Hanura, 40 tahun, tersandung palu-arit. Gambar lambang Partai Komunis Indonesia yang ada dalam kaus bikinan toko salah satu pendiri P-Project di Bandung itu membuatnya berurusan dengan polisi, dua pekan lalu. "Dulu sih saya berurusan dengan polisi hanya pas bikin SIM," katanya terkekeh.
Ceritanya, lulusan Sastra Rusia Universitas Padjadjaran, Bandung ini ingin membuat visualisasi bahwa komunisme sudah mati di Indonesia. Ia lantas meniru visual orang membuang sampah di bak. "Sampahnya digantikan palu-arit," ujarnya. Di bawahnya, Wawan menulis "party is over" yang bermakna ganda: Partai Komunis telah mati atau pesta telah usai. Wawan tak menyangka, dia tetap dianggap menyebarkan ajaran komunis.
Rupanya, di Markas Kepolisian Resort Bandung Tengah, para petugas memintanya membanyol. Tentu saja Wawan menolak. "Kalau bikin BAP saya nggak bisa melucu, Pak. Kalau dibayar baru saya mau," ujarnya.
Singkat cerita, para polisi tak mempermasalahkan lagi. Yang justru membuatnya pusing, "Saya terus dikejar wartawan dikira tersangkut kasus narkoba dan penyelundup barang haram."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo