Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Wawancara majalah playboy

Jean-paul sartre, 73, filosof, penulis drama & novel berbicara tentang wanita pada majalah playboy. perkawinan tidak menggodanya. persahabatannya dengan simone de beauvoie, 70, penulis, telah berjalan 10 thn. (pt)

25 Februari 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BIASANYA, pembicaraannya berkisar pada soal-soal filsafat, kesusasteraan atau politik. Jean-Paul Sartre dikenal sebagai filosof eksistensialis yang juga menulis drama dan novel. Tahun 1964 ia menolak hadiah Nobel untuk kesusasteraan. Usianya kini 73 tahun, dan berikut ini ia bicara tentang wanita kepada majalah Playboy, Januari 1978. "Sungguh, saya selalu senang wanita. Mereka selalu jadi pusat pemikiran saya. Tanpa ragu-ragu, hanya wanitalah yang paling banyak saya fikirkan. Semenjak saya kecil, dewasa dan tua sekarang ini." Sebabnya? "Karena keluarga saya hampir semuanya terdiri dari wanita." Dia diurus dan dibesarkan di bawah naungan kakeknya, Charles Schweitzer, paman Dr. Albert Schweitzer. "Ibu saya, nenek saya dan teman-teman mereka, semuanya wanita," tambahnya, "dan saya ingin seperti kakek saya yang selalu dikelilingi wanita. Wanita adalah bahan impian saya." Sartre mengaku bahwa di masa kecil dia seorang sovinist pria. Laki-laki yang bangga akan kelaki-lakiannya. "Karena saya selalu dibayangi wanita-wanita di rumah, di luar, yang mencoba mengatur atau berurusan dengan saya. Saya kemudian memandang mereka kurang bermutu dan tentu saja diri saya lebih jempolan. Tapi sikap saya terhadap mereka sayabikin sejajar." Kekaguman akan kakeknya tetap dikenangnya. Hubungan kakek dan nenek berjalan baik, cuma mereka tidak lagi mengadakan hubungan seks seperti lazimnya suami-isteri. Katanya: "Kakek kemudian melarikan diri pada murid-murid wanita yang sudah matang dalam kelas Bahasa Jerman kakek." Pernah ketika Sartre berusia 11 tahun, dia bercerita kepada teman-temannya di La Rocheffe. Bahwa dia punya seorang simpanan dan mereka sering pergi ke hotel untuk begituan. "Tentu saja tak ada seorang pun yang percaya bualan saya ini. Bahkan cerita saya jadi bahan bualan mereka," katanya. Ketika Playboy menanyakan apa Sartre termasuk laki-laki yang ngganteng, jawabnya: "Saya punya rambut pirang yang indah sekali. Panjangnya sampai ke bahu dan hampir menutupi seluruh muka. Muka saya jelek, tapi bagusnya rambut saya bisa mengurangi kejelekan muka." Sampai pada suatu hari, orang seluruh rumah memvetonya agar rambutnya dicukur. "Tanpa konsultasi saya dulu, rambut saya harus dipotong." "Saya tidak tergolong pemuda ngganteng, itu memang menyakitkan hati." Apa ini jadi halangan untuk merayu wanita? "Ah. Omong-omong di pantai, di bawah sinar bulan, tidak ada sangkutpautnya dengan muka jelek atau gagah. Apalagi kalau omong-omongnya cukup asyik. Apakah anda setia kepada hanya seorang wanita? "Tidak pernah hal itu terjadi. Saya lahir sebagai seorang poligamis. Kehidupan seks saya berlipat ganda. Di situlah, saya seorang sovinis laki-laki. Tidak mungkin satu wanita saja dalam hidup saya." Sartre mengaku telah jatuh cinta pertama kali pada usia 16 tahun, di Paris, tahun 1921. Dia tidak menyebut nama gadis tersebut, cuma yang diingatnya ialah, gadis itu anak seorang penjaga gedung. Perkawinan tidak pernah menggoda benaknya, biarpun pada usia 23 tahun Sartre pernah bertunangan untuk kemudian putus. Sartre menentang lembaga perkawinan yang dianggapnya terlalu berbau borjuis, sampai dia berkenalan dengan seorang mahasiswi dalam satu fakultas di Sorbonne, Simone de Beauvoir. Persahabatan keduanya merupakan puncak segala-galanya. "Pada mulanya saya tidak tertarik kepadanya," ujar Sartre. "Dia cantik, tapi cara berpakaiannya buruk. Lama-lama, setelah berkali-lali mengadakan kencan, kami menjadi terbiasa sekali untuk saling berdekatan." Dan itu tetap dilakukannya hingga sekarang, walaupun ayah de Beauvoir puluhan tahun lalu pernah melarang hubungan Simone - Jean-Paul. "Pokoknya saya tidak menyesal telah berkenalan dengannya," kata Sartre. Simone de Beauvoir kini usianya 70 tahun. Penulis bergaya ilmiah lincah ini menjadi terkenal lewat bukunya Le Deuxieme Sexe (1953). Bersama Sartre Simone de Beauvoir kemudian menerbitkan majalah bulanan Les Temps Modernes, sebuah majalah wadah bebas untuk pemikiran yang kekiri-kirian. Dan Sartre menjadi lebih "kiri" lagi ketika dia diangkat jadi ketua untuk gerakan Lord Bentrand Russel, Vietnam War Crime Tribunal di tahun 1967. Pendapat Sartre waktu itu: "Saya akan membela Rusia untuk intervensi di Vietnam bagian utara, biarpun hal itu bisa menimbulkan perang dunia ketiga." Simone de Beauvoir--yang tidak seekstrim Sartre tentang komunisme-dalam bukunya The Coming of Age, pernah menulis tentang Sartre bahwa hubungan mereka tidak pernah menjadi asing lagi. "Juga tidak pernah salah satu dari kami menyia-nyiakan pihak yang lain," tulis de Beauvoir. Pendapat de Beauvoir itu disokong sepenuhnya oleh Sartre. Cinta dan,persahabatan mereka tidak pernah terwujud dalam suatu perkawinan, tapi menurut mereka merupakan persahabatan murni. "Tapi ini bukan berarti saya, atau dia, tidak pernah bergaul dengan wanita atau pria lain," tambahnya. "Dia berpendapat bahwa sebaiknya hubungan wanita dengan pria tidak hanya dengan seorang saja." Cuma, teman pria atau wanita yang lain jadi sekunder. "Banyak memang wanita yang tidak senang akan kelas sekunder," kata Sartre, "tapi sebelumnya saya beri pengertian kepada wanita itu: bahwa ada seorang wanita yang saya nomor satukan dalam hal perasaan, namanya Simone de Beauvoir." "Dan saya memang tidak bisa lepas dari lingkungan wanita. Saya senang mengamati mereka, mendengar pembicaraan mereka, biarpun kadang-kadang tidak menyenangkan bahkan mengatakan hal-hal yang bodoh. Saya senang bahwa mereka lebih halus perasaannya dan lebih mengerti." Playboy bertanya: kalau anda berumur 20 tahun kembali, apakah anda ingin puny hidup yang sama? Jawab Sartre spontan: "Ya, mengapa tidak. Dan saya pasti tidak akan melepaskan Simone de Beauvoir lagi. Itu pasti."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus