Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebuah nasi tumpeng menandai ulang tahun ke-70 pengamat politik Indonesia William Liddle, Jumat pekan lalu. Perayaan dilakukan secara sederhana di kantor Freedom Institute di bilangan Menteng, Jakarta Pusat. Tamu yang hadir pun cuma sekitar 20 orang. ”Hanya orang-orang terdekat,” ujarnya seraya tersenyum.
Di usia yang menginjak kepala tujuh, guru besar ilmu politik dari Ohio State University, Amerika, itu masih menyimpan harapan besar. Ia merasa karyanya masih amat kurang. Lantaran itu ia berjanji masih akan terus datang dan mengamati perkembangan politik Indonesia. ”Saya belum mau pensiun. Saya harap masih bisa lancar menulis sampai 10 tahun ke depan,” ujarnya.
Ada lagi penanda lain ulang tahunnya. Rencananya, sejumlah murid dan sahabat seperti Rizal Mallarangeng, Saiful Mujani, Makarim Wibisono, Jacob Oetama, dan Dewi Fortuna Anwar akan memberikan kado khusus buat Bill—panggilan akrab Liddle. Hadiah itu berupa sebuah buku tentang Bill dan karya-karya yang telah dibuatnya selama 46 tahun mendalami Indonesia.
Kira-kira apa isi bukunya? ”Mungkin biografi, seperti kado untuk Ong Hok Ham sewaktu dia berulang tahun ke-70,” kata Bill menebak-nebak. Agar tak penasaran, silakan Bill datang ke Museum Nasional, Senin sore ini, dan menerima sendiri buku itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo